Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Prediksi Ekspor Produk RI Pulih Kuartal I/2017

Eksportir memprediksi nilai ekspor komoditas dari Jawa Tengah akan terdongkrak pada kuartal I/2017, seiring permintaan yang meningkat.
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa
Ilustrasi ekspor dan impor/Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG - Eksportir memprediksi nilai ekspor komoditas dari Jawa Tengah akan terdongkrak pada kuartal I/2017, seiring dengan permintaan yang meningkat.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API Jateng Liliek Setiawan mengatakan perlambatan nilai ekspor karena permintaan tekstil dan produk tekstil ke Amerika Serikat berkurang lantaran adanya Pemilu Presiden AS.

Menurutnya, penurunan drastis dialami pengusaha TPT Jateng selama tiga bulan terakhir yakni mencapai 15%. Liliek mengatakan penurunan ekspor TPT juga bersamaan dengan tutup akhir tahun, yang sebagian buyer memilih holiday.

Pihaknya menyebut penurunan permintaan komoditas ekspor dari Indonesia selalu terjadi menjelang Pemilu Presiden AS atau disebut US Election Trend. “Tren itu pasti komoditas lainnya ikut turun. Nanti permintaan melonjak pada kuartal I/2017,” terang Liliek kepada Bisnis, Selasa (22/11/2016).

Dia mengharapkan gejolak politik pascaterpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor terutama dari Jateng.

Sebaliknya, Liliek optimistis bahwa Presiden AS terpilih Donald Trump dengan background pengusaha akan mendorong semua sektor industri termasuk TPT.

“Semoga ada angin segar dengan kepemimpinan Donald Trump. Janji kampanye yang ingin memajukan dunia industri semestinya direalisasikan dengan baik,” katanya.

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jateng Erie Sasmita mengatakan penurunan mebel dan furnitur tidak begitu signifikan karena produk mebel dari Indonesia sangat diminat oleh negara maju di Benua AS, Eropa dan Asia. “Kalau ekspor turun kan wajar, permintaan dunia masih lesu,” paparnya.

Kelesuan permintaan industri permebelan dan furnitur, lanjutnya, dipengaruhi oleh regulasi pemerintah yang mensyaratkan seluruh produk mebel dari Indonesia harus besertifikat sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).

Kendati demikian, Eri menaruh harapan pada Presiden AS baru untuk bisa mendorong percepatan komoditas barang impor dari Indonesia untuk digunakan ke negara tersebut.

“Produk mebel dan furnitur dari Indonesia itu unik. Makanya, mereka akan ketergantungan dan saya yakin akan pulih pada kuartal I tahun depan,” terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper