Bisnis.com, INTAN JAYA - Kabupaten Intan Jaya berupaya keluar dari keterisolasiannya dengan membangun jalan darat ke wilayah lain.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya kini mulai mengerjakan pembukaan jalan yang menghubungkan daerah tersebut ke Kabupaten Nabire.
"Memang kita di Intan Jaya termasuk kabupaten yang terisolir karena hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Yang sedang kita genjot adalah jalan darat ke Nabire dengan kondisi lokasi agak ringan," ujar Kepala Dinas Pekerjaan umum Intan Jaya, Bhenny G. Lakatompessy, di Intan Jaya, Selasa (15/11/2016).
Ia menjelaskan, selain tengah berusaha membuka akses jalan ke Kabupaten Paniai, pihaknya juga ingin memiliki akses jalan darat ke Nabire karena dari sisi keamanan jalur tersebut lebih kondusif.
"Kita kendala di pegunungan karena di dalam pekerjaan jalan banyak potongan-potongan gunung yang harus dikerjakan, akhirnya di situ volume bertambah dan kilometer berkurang," katanya.
Bhenny pun mengharapkan pekerjaan tersebut bisa mendapat bantuan dari dana APBN karena dibutuhkan dana yang besar untuk menyelesaikannya.
"Memang membutuhkan dana cukup besar untuk pembuatan ruas jalan, untuk 2010-2015 volume jalan per kilometer satuannya Rp3,2 miliar per kilometer untuk pengerasan jalan," katanya.
"Di 2015 sampai sekarang, kita sudah mengambil satuan harga sesuai analisa di lapangan, berubah menjadi Rp5,1 miliar per km. Biayanya meningkat karena struktur kondisi Sugapa yang berbukit-bukit, kemudian ada daerah yang berawa-rawa," sambung Bhenny.
Sementara untuk pengaspalan di 2014-2015, Bhenny menyebut nilainya Rp9,3 m/km. Tingkat kemahalan ini menurutnya termasuk yang tertinggi di Indonesia.
"Ini agak mahal karena semua distribusi material melewati udara. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di Intan Jaya masuk urutan kedua tertinggi di Indonesia setelah Kabupaten Puncak. Harga semen satu sak sekarang Rp2,6 juta," ujarnya lagi.