Bisnis.com, Jakarta—Perusahaan negara dan sektor swasta diharapkan dapat menjalin kerja sama dan berekspansi lebih luas di negara kawasan Asia Tenggara melalui acara bertajuk 11th Finance Ministers Investors Seminar (AFMIS) yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (15/11).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan Indonesia akan mendapatkan peluang besar sebagai tuan rumah untuk menarik investor regional dan global. Selain itu, BUMN dan sektor swasta juga dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan lainnya di Asean, termasuk melakukan aksi ekspansi ke negara lain.
“Ini kesempatan bagi BUMN dan swasta untuk dapat update ekonomi di Asean, seperti kebijakan masing-masing negara, peluang investasi, dan bagaimana ekspansi usaha bisa dilakukan,” katanya, di Jakarta
Dia menyebutkan ada tiga sektor utama yang akan saling dipromosikan oleh tiap negara seperti infrastruktur, energi dan komoditas, serta pariwisata. Di sektor infrastruktur, Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang akan unjuk gigi untuk berpartisipasi dalam menawarkan peluang investasinya didampingi oleh Asian Development Bank.
Sementara, di sektor energy dan komoditas dipastikan Brunei Darusalam, Laos, dan Malaysia yang akan urun rembug bersama Bank Dunia. Kamboja, Filipina, dan Indonesia akan memamerkan potensinya di bidang pariwisata.
Infrastruktur, energy dan komoditas, pariwisata. Ini yg kita harapkan bisa…aka nada seminar khusus tiga itu. Utk infrastruktur akan dielaborasi ttg peluang investasi infra di Indonesia, Malaysia, singapura. ADB akan berapritispasi di sesi ini utk memberikan prespektif regional.
“Indonesia juga siap manggung di semua sesi. Kita ingin manfaatkan ini dan berbagi dengan negara lain,” katanya.
Asean merupakan pangsa pasar yang menarik bagi investor. Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global, kinerja ekonomi Asean masih bisa tumbuh 4,7% pada tahun lalu dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$2,5 triliun.
Tahun ini dan 2017, pertumbuhan regional diproyeksikan masih stabil di level 4,5%-4,6%. Selain itu, perdagangan di Asean juga meningkat sekitar US$1 triliun sejak pemetaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai pada 2007. Total perdagangan pada 2014 terdeteksi meningkat dari US$1,6 triliun menjadi US$2,5 triliun.
Perdagangan intra-Asean mencapai sekitar 24% dari total perdagangan Asean. Mitra dagang utama Asean lainnya adalah China sebesar 15,2%, Jepang 10,5%, Uni eropa 10%, dan Amerika Serikat 9,3%.
“Dari sini kita perlu mempromosikan Asean secara bersama-sama supaya jadi tempat investasi yang menarik,” ujarnya.
Aliran investasi asing langsung yang masuk ke Asean meningkat pesat dari US$85 miliar pada 2007 menjadi US$120 miliar pada tahun lalu. Aliran investasi asing langsung intra-Asean mencapai 18% yang utamanya berasal dari Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan China.