Bisnis.com, Jakarta— Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2016 tercatat 5,02% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,19% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2016 terutama disebabkan oleh relatif terbatasnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah dan ekspor.
Pelemahan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja pemerintah. Sementara itu, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah.
“Di sisi investasi, ini masih minimnya peran investor swasta berdampak pada pertumbuhan investasi yang melambat di tengah berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur oleh Pemerintah,” ucapnya dalam siaran pers, Senin (7/11/2016).
Sementara itu, konsumsi Rumah Tangga masih tumbuh cukup kuat didukung oleh perkembangan harga yang terjaga. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2016 akan meningkat seiring perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang terjaga dan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi.
Dia mengatakan masa kampanye pilkada yang dimulai pada kuartal terakhir tahun ini berpeluang meningkatkan pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit.
“Implementasi paket kebijakan ekonomi akan memperbaiki iklim investasi dan pelonggaran moneter yang telah dilakukan akan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” katanya.