Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2016 akan mencapai kisaran 5% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 5,18%.
Direktue Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III/2016 tidak sekuat kuartal sebelumnya karena momentum tingkat konsumsi masyarakat sudah kembali normal, setelah melewati masa Idul Fitri.
Kendati demikian, dia menuturkan ekonomi domestik lebih baik dibandingkan negara lain di tengah kelesuan perekonomian global. Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pencapaian PDB.
"Untuk kuartal III/2016, ekonomi kita sudah melewati bottom-nya. Memang prediksi kami tidak sekuat triwulan sebelumnya tapi masih di atas bottom," katanya, usai menghadiri Forum Diskusi: Mewujudkan Ketahanan Finansial di Indonesia, di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Dia meyakini dampak dari kebijakan pelonggaran makroprudensial dan moneter akan berdampak di kuartal terakhir tahun ini sehingga PDB keseluruhan 2016 bisa dicapai 5%-5,1%.
Tahun depan, dia memperkirakan perekonomian akan lebih menguat karena investasi akan tumbuh, adanya realisasi proyek infrastruktur, dan dampak dari implementasi amnesti pajak.
Selain itu, harga komoditas seperti minyak sawit mentah, batu bara, dan nikel sudah merangkak naik sehingga dapat mendorong ekspor.
"Tahun depan di APBN juga diasumsikan 5,1%. Itu sudah cukup bagus untuk kondisi saat ini. Nah, sekarang bagaimana kita mencari sektor unggulan yang lain," ucapnya.