Bisnis.com, JAKARTA- Bank of Japan memantau pinjaman bank untuk sektor real estate.
Pantauan BOJ tersebut untuk menghindari kredit yang berlebihan yang dapat menyebabkan overheating, sehingga menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan.
BOJ mengatatakan memang saat ini pihaknya tidak melihat tanda-tanda adanya gelembung properti, seperti laporan yang dirilis pada Senin seperti dikutip Reuters.
Namun, bank sentral khawatir karena rasio investasi real estat terhadap nominal produk domestik bruto tinggi, dan pihak perbankan saat ini rajin memberikan pinjaman kepada pengembang.
BOJ juga menyatakan keprihatinan tentang jatuh imbal hasil gedung perkantoran di kota-kota besar, yang menunjukkan investor telah mendorong harga terlalu tinggi.
"Secara keseluruhan, kami tidak berada dalam wilayah risiko yang berlebihan atau overheating pada kredit. Namun, kita perlu memonitor risiko yang ditimbulkan oleh sektor properti dan persaingan antar bank untuk menyalurkan kredit," kata BOJ dalam laporannya.
Dikemukakan pinjaman bank komersial telah terus meningkat sejak BOJ meluncurkan program pelonggaran kuantitatif pada 2013, yang merupakan kebijakan untuk memacu inflasi.