Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Pemangkasan DAU, Bisnis Hotel Sumbar Bisa Turun 15%

Pelaku usaha perhotelan di Sumatra Barat menilai kebijakan pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah oleh Kementerian Keuangan bisa berpotensi mengurangi penerimaan hotel hingga 15%.

Kabar24.com, PADANG—Pelaku usaha perhotelan di Sumatra Barat menilai kebijakan pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah oleh Kementerian Keuangan bisa berpotensi mengurangi penerimaan hotel hingga 15%.

General Manager Grand Zuri Padang Surni Yanti menyebutkan terjadi penurunan volume kegiatan dari pemerintah daerah sejak Oktober, dan diprediksi berlanjut hingga akhir tahun.

“Salah satunya karena pemotongan anggaran daerah dari pusat, bisa berdampak terhadap industri perhotelan. Penurunannya sekitar 10% hingga 15%,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (19/10/2016).

Menurutnya, kontribusi kegiatan pemerintah terhadap pendatapan hotel di daerah itu masih cukup besar, mengingat belum maksimalnya pengembangan pariwisata untuk mendongkrak kunjungan leisure.

Meski begitu, dia mengakui pengelola hotel memang harus lebih giat dan lebih inovatif meningkatkan layanan, guna memaksimalkan potensi sektor corporate dan leisure yang mulai tumbuh, seiring pengembangan pariwisata.

Dia mengatakan untuk Grand Zuri Padang, tingkat hunian atau okupansi rata-rata masih di atas 80%. Apalagi sepanjang awal tahun okupansi hotel di bawah Zuri Hospitality Management (ZHM) itu jauh di atas target.

“Kinerja Januari –September cukup memuaskan. Cuma perkiraan kami periode Oktober hingga Desember kemungkinan lebih rendah dari capaian tahun lalu,” ujarnya.

Meski bernada pesimistis, Surni meyakini kinerja keseluruhan masih bisa melebihi 80% karena pencapaian sepanjang semester pertama dianggap bisa menutupi kelemahan di penghujung tahun.

General Manager Rocky Group Emir Yahya menyebutkan okupansi dua hotel yang mereka kelola yakni Rocky Plaza Padang dan Grand Rocky Bukittinggi bakal lebih baik dari tahun sebelumnya, meski belum tumbuh optimal.

“Perkiraan kami tahun ini okupansi di kisaran 60%. Memang belum optimal, tetapi sedikit lebih baik dari tahun lalu,” katanya.

Adapun, data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatatkan rerata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di daerah itu per Agustus 2016 berada di kisaran 56,87%, atau meningkat 7,64 poin dari bulan sebelumnya yang hanya 49,23%.

Bahkan, untuk di Kota Padang, TPK mampu mencapai 61,41% atau tertinggi sepanjang tahun ini. Angka jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 52,57% dan periode yang sama tahun sebelumnya 54,62%.

Selain Padang, TPK hotel di Bukittinggi mencapai 46,64%, Kabupaten Agam sebesar 53,72%, dan Kabupaten Tanah Datar 38,13%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper