Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NERACA PERDAGANGAN SEPTEMBER: Catat Surplus Tertinggi Dalam 13 Bulan Terakhir

Badan Pusat Statistik mencatatkan nilai perdagangan pada September 2016 mengalami surplus US$1,21 miliar yang dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$1,8 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit US$681,1 juta
Surplus neraca perdagangan Indonesia menebal./.Antara-Widodo S. Jusuf
Surplus neraca perdagangan Indonesia menebal./.Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, Jakarta--Badan Pusat Statistik mencatatkan nilai perdagangan pada September 2016 mengalami surplus US$1,21 miliar yang dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$1,8 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit US$681,1 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus perkembangan neraca perdagangan pada September 2016 itu merupakan yang tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Secara rinci, nilai ekspor pada September 2016 mencapai US$12,51 miliar atau menurun 1,84%.

"Kalau ekspor nonmigas September 2016 mencapai US$11,45 miliar, atau turun 1,35% dibandingkan Agustus 2016, sementara dibanding ekspor September 2015 naik 2,85%," katanya, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/10/2016).

Penurunan ekspor terbesar nonmigas pada kelompok perhiasan/permata yang turun 25,49% sedangkan peningkatan ekspor terbesar naik 94,37%.

Sementara itu, nilai impor September 2016 mencapai US$11,30 miliar atau turun 8,78% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kendati mengalami surplus, namun secara kumulatif nilai ekspor dari awal tahun sampai September 2016 tercatat menuurn 9,41% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal yang sama juga terjadi pada volume impor secara kumulatif turun 8,61%.

Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus sebesar US$293,6 juta pada Agustus 2016 atau lebih rendah dari Juli 2016 sebesar US$510 juta.

"Dari sisi volume perdagangan, pada September 2016 mengalami surplus 30,67 juta ton," ucapnya.

 

 

Neraca perdagangan RI (US$ juta)

  

September

1.216,9

Agustus

363,1

Juli

513,6

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg, 2016

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper