Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Jalan Pintas Mengwi-Singaraja Diciutkan Jadi 2 Unit

Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Surabaya memutuskan pembangunan shorcut Mengwi-Singaraja terpaksa diciutkan dari rencana 4 unit menjadi 2 unit.
Ruas jalan tol/Ilustrasi-Bisnis.com-Peni Widarti
Ruas jalan tol/Ilustrasi-Bisnis.com-Peni Widarti

Bisnis.com, DENPASAR - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Surabaya memutuskan pembangunan shorcut alias jalan pintas Mengwi-Singaraja terpaksa diciutkan dari rencana 4 unit menjadi 2 unit.

‎Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Surabaya I Ketut Dharmawahana‎ menjelaskan shorcut 3 digabung dengan 4 dan 5 digabung dengan alasan berhubungan.

"Dari rencana 10 shorcut kami turunkan jadi 4, dari empat digabungkan jadi 2, yakni 3 gabung 4, 5, dan 6, karena itu nyambung," tuturnya, Kamis (13/10/2016).

Lebih lanjut dijelaskan saat ini proses rencana pengerjaan jalan pintas tersebut sudah dalam tahap finalisasi design engineering detail (DED) yang direncanakan rampung akhir Desember 2016.

Setelah DED rampung akan dilanjutkan dengan tahapan penyiapan lahan dengan melihat kepemilikan lahan baik milik pemerintah atau perseorangan, maupun pemanfaatan lahan tersebut.

Kika tahapan lahan selesai, baru bisa dipastikan yang akan dilaksanakan terlebih dulu. Adapun terkait anggaran, Balai Jalan belum bisa menentukan biaya yang akan dihabiskan sebelum tahap DED selesai.

"Kalau DED belum selesai kami belum bisa menghitung, karena DED itu cerminan kebutuhan konstruksi yang kemudian dijumlahkan dalam dana," Imbuhnya seraya menyatakan pengerjaan fisik akan memakan waktu minimal sekitar 2 tahun.

Dia mengakui bahwa jalan di Bali sebagian besar memiliki kualitas baik, dari total ruas jalan 600 km lebih, sekitar 330 km berkualitas baik, hanya sekitar 6,10 km yang kondisinya rusak berat.

‎Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui jika dibandingkan dengan kondisi di daerah lain, lebih dari 50% kondisi jalan di Bali memiliki kualifikasi baik.

Namun karena Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) internasional, diperlukan infrastruktur jalan yang mampu menghindari para pengguna jalannya dari kemacetan yang sebagian merupakan para wisatawan.

Karena itu, lanjutnya, jalan-jalan di Bali harus diprioritaskan mendapat perbaikan sebaik mungkin secara berkala, termasuk pembangunan jalan baru, maupun penyusunan kajian dan program untuk mengurangi kemacetan di Bali yang semakin hari semakin parah.

Pastika menegaskan siap mendukung dan meminta dibuat kajian tentang perbandingan pembuatan jalan underpass dengan fly over, baik dari segi kelebihan-kekurangan, untung-rugi, tingkat kesukaran pengerjaan, maupun biaya yang dibutuhkan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper