Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HULU MIGAS: Pertamina Ajak Statoil Garap Laut Dalam

PT Pertamina (Persero) menjajaki kerja sama dengan Statoil Company untuk kegiatan di hulu bisnis minyak dan gas terutama produksi minyak di laut dalam.
Ilustrasi blok migas
Ilustrasi blok migas

Bisnis.com, KOPENHAGEN - PT Pertamina (Persero) menjajaki kerja sama dengan Statoil Company untuk kegiatan di hulu bisnis minyak dan gas terutama produksi minyak di laut dalam.

Wianda Pusponegoro, VP Corporate Communication Pertamina, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Statoil di Norwegia untuk meningkatkan hubungan kerja sama eksplorasi dan produksi setara minyak dan gas.

Dia menyebutkan Statoil sebenarnya sejak beberapa tahun terakhir memiliki bisnis migas di Indonesia, bekerja sama dengan SKK Migas. "Dengan Pertamina sebenarnya juga sudah ada kerja sama di blok Karama-Sulawesi tetapi pada 2012 tidak dilanjutkan karena hasil produksi tidak sesuai dengan ekspektasi," katanya di Kopenhagen, Minggu (28/9/2016).

Namun, ujar Wianda, pihak Statoil tetap menilai Indonesia memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal. "Dia baru tahap pembicaraan tetapi kami ingin belajar pengalamannya di pengeboran laut dalam," tutur Wianda.

Dia menyebutkan penjajakan kerja sama juga diarahkan ke produksi coal bed methane (CBM) . Hal itu, ungkapnya, tak lepas dari kapasitas Statoil yang memiliki produksi CBM berkisar 3-5 juta bph setara minyak dan gas di seluruh dunia.

Wianda mengemukakan kerja sama dengan Statoil diharapkan turut mendukung proyeksi produksi Pertamina secara anorganik dari blok-blok migas di luar negeri.

Pertamina, tuturnya, memiliki target produksi anorganik 600.000 bph setara minyak dan gas pada tahun 2025. Hingga Agustus 2016, produksi anorganik Pertamina baru 125.000 barel perhari setara minyak dan gas.

"Itu sudah termasuk yang dari blok di Irak, Algeria, Malaysia dan lainnya, harapannya termasuk yang nanti dari hasil akuisisi perusahaan Prancis," kata Wianda.

Pertamina baru-baru ini mengakuisisi 24,53% saham perusahaan migas Maurel & Prom dari Pcfico. Nilai transaksi pembelian saham tersebut sebesar 200 juta euro. "Kalau ingin meningkatkan cadangan nasional, kami maunya blok yang sudah berproduksi," ujar Wianda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fahmi Achmad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper