Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libatkan Industri, 90% Lulusan Pelatihan Kemenperin Langsung Kerja

Permasalahannya program pendidikan Kemenperin terbatas oleh anggaran karena penyelenggaraan pendidikan keahlian kerja bukan tugas pokok Kemenperin.
Pekerja melakukan pengecekan akhir monitor jadwal keberangkatan pesawat di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (5/8) Bandara tercanggih dan terbesar di Indonesia ini akan resmi beroperasi pada Selasa (9/8) pukul 00.01 WIB ditandai dengan penerbangan perdana ke Jaya Pura oleh maskapai Garuda Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja melakukan pengecekan akhir monitor jadwal keberangkatan pesawat di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (5/8) Bandara tercanggih dan terbesar di Indonesia ini akan resmi beroperasi pada Selasa (9/8) pukul 00.01 WIB ditandai dengan penerbangan perdana ke Jaya Pura oleh maskapai Garuda Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengklaim 90% lulusan program pelatihan dan pendidikan yang melibatkan pelaku industri, bisa langsung bekerja setelah lulus.

Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat menjelaskan keterlibatan pelaku industri dalam penetapan kurikulum dan penyedia lokasi magang selama ini hanya berjalan dalam program pendidikan yang disediakan oleh Kemenperin.

“Lulusan program pendidikan Kemenperin 80%—90% sudah langsung bekerja. Mereka biasanya diambil ketika magang. Permasalahannya SMK yang di bawah Kemendikbud ini kurang match dengan industri,” kata Syarif, Selasa (13/9/2016).

Permasalahannya program pendidikan Kemenperin terbatas oleh anggaran karena penyelenggaraan pendidikan keahlian kerja bukan tugas pokok Kemenperin. Adapun program studi dan kurikulum di SMK merupakan wewenang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pemerintah kini berusaha memastikan ada keterkaitan antara industri dan lembaga pendidikan melalui koordinasi lintas kementerian. Syarif yakin pelaku industri berminat bermitra dengan SMK jika program pendidikan bisa menghasilkan lulusan yang bisa langsung bekerja di perusahaan mereka.

Syarif memaparkan swasta bisa terlibat dengan menyediakan tempat praktik bagi peserta program pelatihan dan pendidikan vokasi, ikut mengembangkan program yang sesuai kebutuhan dunia kerja, hingga menyediakan dana bagi program.

Kemenperin memperkirakan industri manufaktur membutuhkan tambahan 600.000 tenaga kerja setiap tahun. Di sisi lain, anggaran pemerintah hanya cukup mendidik kurang dari 50.000 orang per tahun melalui program pendidikan vokasi maupun pelatihan tenaga kerja.

“Makanya kami melibatkan swasta untuk bekerja sama, baik lembaga pelatihan swasta maupun industri itu sendiri,” kata Syarif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper