Bisnis.com, JAKARTA – Permasalahan tenaga kera menjadi salah satu perhatian khusus pebisnis China yang berminat berinvestasi di sektor manufaktur Indonesia.
Harjanto mengatakan pebisnis dari China yang baru beberapa tahun terakhir ramai menjajaki peluang investasi di Indonesia pada dasarnya memiliki perhatian yang sama dengan investor dari negara lain.
Investor dari China banyak bertanya kepada pemerintah soal permasalahan pembebasan lahan. Mereka juga sering mengeluhkan pasokan dan harga energi di Indonesia.
“Pertanyaannya umum-umum saja. Mereka juga tanyakan soal insentif. Untuk masalah lahan buat kami sudah bukan masalah karena di sini sudah banyak kawasan industri. Mereka tinggal bangun dan manfaatkan saja yang sudah ada,” kata Harjanto, Kamis (8/9/2016).
Namun, Harjanto mengungkapkan calon investor dari China memiliki perhatian khusus soal aturan ketenagakerjaan. Mereka banyak bertanya soal ketentuan soal level tenaga kerja yang boleh dimasuki tenaga asing dan proses izin tenaga kerja asing.
“Kami jelaskan bahwa pemerintah Indonesia mengharapkan yang masuk adalah tenaga kerja yang benar-benar expert sesuai dengan keahlian yang diperlukan,” kata Harjanto.
Data BKPM menunjukkan realisasi investasi China sepanjang semester I/2016 mencapai US$1,01 miliar yang terdiri dari 519 proyek investasi. Realisasi tersebut sudah melebihi total realisasi investasi China pada 2015 yang senilai US$628,3 juta.
Beberapa realisasi investasi besar dari China di Indonesia adalah PT Sulawesi Mining Investment yang menanam yang mendirikan pabrik smelter nikel di Morowali, FT Virtue Dragon Nickel Industry di bidang pengolahan feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dan pabrik semen Anhui Conch di Papua.
Namun, Harjanto mengungkapkan calon investor dari China memiliki perhatian khusus soal aturan ketenagakerjaan. Mereka banyak bertanya soal ketentuan soal level tenaga kerja yang boleh dimasuki tenaga asing dan proses izin tenaga kerja asing.
“Kami jelaskan bahwa pemerintah Indonesia mengharapkan yang masuk adalah tenaga kerja yang benar-benar expert sesuai dengan keahlian yang diperlukan,” kata Harjanto.
Data BKPM menunjukkan realisasi investasi China sepanjang semester I/2016 mencapai US$1,01 miliar yang terdiri dari 519 proyek investasi. Realisasi tersebut sudah melebihi total realisasi investasi China pada 2015 yang senilai US$628,3 juta.
Beberapa realisasi investasi besar dari China di Indonesia adalah PT Sulawesi Mining Investment yang menanam yang mendirikan pabrik smelter nikel di Morowali, FT Virtue Dragon Nickel Industry di bidang pengolahan feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dan pabrik semen Anhui Conch di Papua.