Bisnis.com, JAKARTA -- Stok ikan kerapu menumpuk paling banyak di Sumatra Utara.
Dari total kerapu hidup siap ekspor sebanyak 852 ton berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga awal September, 290 ton di antaranya berada di Sumut.
Penumpukan stok itu terjadi a.l. karena penerapan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 15/Permen-KP/2016 yang membatasi ukuran kapal pengangkut ikan hidup, frekuensi kapal angkut asing masuk ke Indonesia, jumlah pelabuhan muat singgah, serta melarang kapal angkut asing masuk ke lokasi pembudidayaan.
Penyebab lainnya, permintaan dari China berkurang sehubungan dengan larangan bagi pejabat di Negeri Tembok Raksasa itu mengonsumsi ikan mahal, menurut KKP.
Berikut ini perincian jumlah kerapu hidup siap ekspor hingga awal bulan ini yang dihimpun Ditjen Perikanan Budidaya KKP dari pembudidaya:
- Aceh: 14 ton
- Sumut: 290 ton
- Kepri: 10 ton
- Sumbar: 15 ton
- Lampung: 62 ton
- Babel: 23 ton
- Jatim: 280 ton
- Bali: 150 ton
- NTB: 8 ton
Total: 852 ton
Sementara itu, jumlah yang telah diekspor hanya 165 ton. Pengapalan itu dilakukan oleh enam kapal asing pengangkut ikan hidup yang telah mengantongi SIKPI-A-PB.
Berikut rincian ekspor kerapu hidup dari beberapa lokasi:
- Lampung: 30 ton (2 kali; Mei-Juni)
- Belitung: 30 ton (2 kali; Mei-Juni)
- Natuna: 30 ton (2 kali; Juni-Juli)
- Anambas: 45 ton (3 kali; Juni-Agustus)
- Bali: 15 ton (1 kali; Agustus)
- Padang: 15 ton (1 kali; Agustus)
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP, 2016