Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Savills Consultants: Tahun Depan, Okupansi Kantor Non-CBD Akan Membaik

PT Savills Consultants Indonesia memproyeksikan tahun ini akan menjadi puncak bagi peningkatan tingkat kekosongan ruang perkantoran di wilayah luar kawasan pusat bisnis atau central business district Jakarta.
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA—PT Savills Consultants Indonesia memproyeksikan tahun ini akan menjadi puncak bagi peningkatan tingkat kekosongan ruang perkantoran di wilayah luar kawasan pusat bisnis atau central business district Jakarta.

Kepala Departemen Riset dan Konsultansi PT Savills Consultants Indonesia Anton Sitorus mengatakan pasokan kantor yang masuk wilayah non-CBD Jakarta tahun ini mencapai 500.000 meter persegi (m2).

Jumlah ini menjadi yang paling tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Puncak pasokan sempat terjadi tahun lalu, tetapi baru mencapai sedikit di atas 400.000 m2. Di tahun-tahun mendatang, pasokan tidak akan sebanyak tahun ini lagi.

“Puncaknya pasokan terjadi di tahun ini. Tahun berikutnya tampaknya pasokan sudah tidak akan terlalu banyak lagi sehingga vacancy-nya berangsur-angsur akan menurun,” katanya, dikutip Selasa (30/8/2016).

Anton mengatakan jumlah pasokan baru tahun ini diikuti oleh permintaan yang masih terbatas. Di semester pertama, permintaan hanya tumbuh 20% menjadi 80.000 m2. Jumlah ini sekitar tiga kali lipat jumlah permintaan di CBD yang hanya sebesar 29.000 m2.

Padahal, sebelum 2013 tingkat permintaan perkantoran di non-CBD selalu jauh di bawah CBD. Hal ini menunjukkan perkembangan area bisnis yang signifikan di Jakarta.

Alhasil, tingkat kekosongan kantor non-CBD melonjak hingga 23%, sedangkan CBD masih di 16%. Dengan perkiraan pasokan akan mencapai 500.000 hingga akhir tahun, tingkat kekosongan diestimasikan akan mencapai 25% di semester kedua tahun ini.

Anton mengatakan, penyerapan terbanyak terjadi di Jakarta Selatan dan disusul Jakarta Utara. Kebetulan, kedua daerah ini pun menyumbang pasokan baru yang terbanyak dibandingkan daerah lainnya.

Kedua daerah ini juga menyumbang tingkat kekosongan terbesar untuk wilayah non-CBD, yakni masing-masing Jakarta Utara 35% dan Jakarta Selatan 25%. Wilayah lainnya hanya belasan persen. Hal ini menyebabkan penurunan harga yang signifikan.

“Akibat kenaikan vacancy di Jakarta Selatan, mulai terjadi penurunan sedikit harga sewa, tetapi Jakarta Barat malah ada kenaikan sedikit. Jakarta Timur masih stabil, Jakarta Utara sedikit turun. Jakarta Pusat turun lebih dalam dibandingkan yang lain, mungkin imbas dari persaingan dengan CBD,” katanya.

Sejauh ini, Jakarta Barat belum memberikan banyak pasokan baru. Namun, di masa mendatang akan memiliki pasokan baru yang besar, menimbang di sepanjang Jakarta Outer Ring Road (tol JORR) Barat menuju Bandara Cengkareng akan dibangun banyak gedung baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper