Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan angka kemantapan jalan ruas provinsi 2016 ini menyusut menjadi 97% setelah hendak mencapai angka 99%.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan angka kemantapan jalan provinsi pada 2015 lalu sudah menyentuh 98%. Namun, tahun ini pemerintah pusat mengambil alih ruas provinsi sepanjang 200 kilometer beralih status menjadi jalan nasional.
“Pusat akuisi jalan provinsi, kemantapan jalan milik Jabar akhirnya berkurang,” katanya di Bandung, Minggu (28/8/2016).
Heryawan mengatakan penyusutan kemantapan jalan terjadi karena bersamaan dengan akuisi oleh pusat, ada sekitar 250 kilometer ruas milik kabupaten/kota yang beralih pada provinsi.
Sementara itu, pusat mengakuisi jalan yang sudah mulus, Pemprov harus kembali memperbaiki jalan-jalan milik daerah. “Yang diambil alih provinsi 250 kilometer itu kondisinya rusak, ini berpengaruh pada prosentase kemantapan,” tuturnya.
Menurutnya pihaknya akan kembali mengejar tingkat kemantapan jalan terutama ruas milik kabupaten kota masih di bawah 70%. "Pusat juga sekitar 94%, Tinggal kemantapan jalan kabupaten/kota yang masih di bawah 70%," katanya.
Pihaknya terus mengupayakan agar anggaran bantuan provinsi untuk meningkatkan kemantapan jalan kabupaten/kota di Jabar ini bisa terus meningkat.
Termasuk juga melalui bantuan dari pemerintah pusat untuk infrastruktur di daerah."Tiap tahun bantuan kita ke kabupaten kota cukup besar, dari provinsi itu sekitar Rp1 triliun, belum lagi dari pusat, besar sekali," katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro mengaku akuisi 200 kilometer jalan provinsi oleh pusat baru akan selesai pada 2017 mendatang.
Menurutnya setelah diambil alih, pusat hanya tinggal mengalokasikan dana pemeliharaan. “Itu ratusan kilo diambil sudah bagus-bagus. Kita sudah bangun, harusnya yang jelek diambil, tapi tidak apa-apa,” paparnya.
Menurutnya untuk mengimbangi pengambil alihan pihaknya kini mendata ruas-ruas di daerah yang juga akan diakuisi. Guntoro mengaku anggaran perbaikan jalan rusak setiap tahunnya selalu besar.
Namun kondisi penghematan saat ini dikhawatirkan bisa berpengaruh. “Sekarang kita potong-potong dulu, yang bisa dianggarkan tahun depan ya kita tunda dulu,” katanya.