Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MENTERI PARIWISATA: Deregulasi Semua Pariwisata Bahari

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong adanya deregulasi menyeluruh pada wisata bahari Indonesia agar dapat menyumbang pemasukan lebih besar bagi devisa negara.
Ilustrasi/Wisata bahari Anambas
Ilustrasi/Wisata bahari Anambas

Bisnis.com, JAKARTA -  Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong adanya deregulasi menyeluruh pada wisata bahari Indonesia agar dapat menyumbang pemasukan lebih besar bagi devisa negara.

"Kita harus melakukan deregulasi besar-besaran di wisata bahari. Saat ini, orang mau ke Indonesia menggunakan kapal layar urus perizinan 21 hari, sedangkan negara pesaing seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand hanya butuh satu jam. Bagaimana bangsa ini bisa berkompetisi, padahal kita sedang menyusahkan pelanggan," ujar Menpar ketika meluncurkan Hari Nusantara 2016 di kantornya, Jakarta, Senin (22/8/2016) malam.

Ia menjelaskan walaupun wisata laut Tanah Air menjadi salah satu yang diunggulkan di dunia, tetapi pada 2015, pemasukan dari sektor tersebut hanya mencapai US$1 miliar  yang berasal dari  wisata pantai 60%, 25% wisata bentang laut, dan wisata di dalam laut (15%).

Pendapatan tersebut, kata Menpar, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, yang pada 2015 mendapatkan US$8 miliar  dari wisata bahari, padahal kondisi terumbu karang dan panjang garis pantainya kalah dari Indonesia.

"Kalau performa bisnis atau industrimu buruk, hampir bisa dipastikan itu karena regulasi yang buruk, yang tidak mendukung bisnis," tambahnya.

Oleh karena itu, ia menilai deregulasi di sektor wisata bahari sudah perlu dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah.

"Garis pantai kita kedua terpanjang di dunia setelah Kanada, dua pertiga terumbu karang yang ada di Tanah Air juga merupakan yang terbaik di dunia, dan tiga lokasi 'diving' serta 'snorkeling' terbaik dunia juga ada di Indonesia. Sedangkan Malaysia, salah satu wisata dalam air terbaiknya adalah pulau yang kita kenal, yakni Sipadan," ungkap Menteri Arief.

"Ini mohon dikoordinasikan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, karena Kementerian Pariwisata ada di bawahnya, dan juga Kementerian Perhubungan dan KKP," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper