Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengembangkan program satu desa satu produk (one village one product / OVOP) untuk mempermudah aktivitas perdagangan online (e-commerce) produk desa.
Eko Putro Sandojo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, meyakini program itu akan memperluas jaringan pasar perdesaan. Dengan begitu, setiap desa dituntut untuk memproduksi satu produk unggulan untuk dijual ke pasar e-commerce.
“Program desa online bisa kita kaitkan dengan e-Commerce, tapi kalau tidak ada produk unggulan dalam satu kecamatan atau minimal untuk desa, nanti akan susah. Saya ingin ke depan desa akan membantu kota, bukan kota membantu desa,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (22/8/2016).
Saat ini, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang menyimpan potensi ekonomi jika diberdayakan dengan maksimal. Peningkatan taraf hidup desa menjadi hal penting untuk mendorong kemajuan perdesaan.
Dia berharap dengan tertampungnya alokasi dana desa dari pemerintah daerah ke badan usaha milik desa (BUMDes) dapat mendatangkan pendapatan bagi desa. Selanjutnya, perusahaan swasta dan perusahaan negara diharapkan dapat berinvestasi di desa terutama dalam bentuk pasca panen.
“Kami upayakan agar industri bisa masuk ke desa, atau desa bisa bikin pelatihan yang bisa bekerja di luar desa, sehingga bisa membawa income masuk desa,” katanya.