Bisnis.com, JAKARTA – Pembuat kebijakan Federal Reserve menyatakan data ekonomi lanjutan diperlukan untuk menaikkan suku bunga acuan, sementara beberapa lainnya menyatakan pengetatan kebijakan diperlukan segera.
Notulensi pertemuan Federal Reserve pada 26- 27 Juli lalu yang dirilis pada hari Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan bahwa anggota Federal Open Market Committee umumnya optimis terhadap prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja.
"Beberapa anggota memperkirakan bahwa kondisi ekonomi akan mengambil langkah lain dalam menghilangkan akomodasi kebijakan," kata Fed dalam risalah rapatnya.
Namun, beberapa anggota rapat lainnya menyatakan perlambatan perlambatan pasar tenaga kerja nantinya akan bertentangan dengan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,
Probabilitas kenaikan Fed Fund Rate sedikit berubah setelah rilis notulensi, namun investor masih memprediksi kenaikan suku buga acuan berikutnya akan terjadi pada bulan Desember.
"Notulensi rapat the Fed memiliki indikasi yang lebih konkret bahwa konsensus untuk menaikkan suku secara perlahan-lahan terbentuk," kata Brian Dolan, analis pasar dari Drivewealth seperti yang dikutip Reuters.
Setelah pertemuan Juli, The Fed juga merencanakan pertemuan kebijakan yang dijadwalkan pada awal November dan pertengahan Desember. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan pertemuan Desember sebagai waktu yang paling mungkin untuk kenaikan suku bunga acuan karena mengikuti pemilihan presiden AS.