Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan amnesti pajak bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru karena mendorong investasi. Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi masih berkonsentrasi pada konsumsi rumah tangga dan belanja besar.
Repatriasi dana dari kebijakan amnesti pajak bisa disalurkan ke sektor riil. Dia meyakini langkah itu akan mempercepat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun ini.
Dia berharap penyasaran dana dari amnesti pajak bisa dialokasikan pada proyek pembangunan yang berhubungan dengan konektivitas antarpulau dan pembangunan kawasan industri.
“Ini akan meningkatkan lagi investasi. Ke depan, ekonomi bisa efisien dan membaik infrastruktur. Biaya logistik juga lebih murah sehingga kita bisa bersaing di pasar global,” ucapnya.
Sebelumnya, Wismana Adi Suryabrata, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, mengatakan sejak awal penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pemerintah hanya menyiapkan 40% pembiayaan infrastruktur dari APBN dan APBD, sisanya diambil swasta.
Menurutnya, situasi sekarang mengarahkan pada pengurangan andil pemerintah dalam porsi pembiayaan pembangunan infrastruktur terutama disebabkan oleh target penerimaan pajak yang tidak tercapai. Hal itu menjadi dorongan peningkatan presentase swasta di pembangunan.
“Meskipun kita usahakan anggaran infrastruktur sekarang tidak terpangkas. Tapi bagian yang besar itu sejak awal adalah dari swasta. Itu sekarag ada peluang untuk dimanfaatkan dengan baik karena ada dana dari repatriasi tax amnesty,” katanya.