Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Rumput Laut Indonesia menolak rencana delisting rumput laut dari daftar pangan organik Amerika Serikat.
Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis mengatakan Indonesia memang tak langsung mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat.
Namun, komoditas ini banyak diserap oleh negara-negara produsen olahan rumput laut yang mengekspor produknya ke Amerika Serikat.
“Ini yang menjadi perhatian kami. Ancaman ini juga cukup serius karena telah melalui mekanisme yang konstruktif. Indonesia harus segera melakukan pembelaan untuk menindak lanjuti persoalan ini,” ujar Safari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/8).
Safari mengungkapkan kesempatan untuk melakukan pembelaann bisa dilakukan pada Sunset Meeting yang akan dilaksanakan pada November 2016 di Missouri, Amerika Serikat.
Upaya ini juga sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada April 2015 di Washington D.C, Amerika Serikat.
Penolakan rencana pencoretan rumput laut tersebut, kata Safari, juga berlandaskan peran komoditas ini ke perekonomian masyarakat pesisir terutama di kawasan Indonesia timur.
Jika delisting itu diberlakukan, masyarakat pesisir akan kehilangan mata pencaharian. Selain itu, ekspor bahan baku maupun produk olahan rumput laut juga akan menurun.
“Kami harapkan adanya satuan tugas khusus dari lembaga terkait yang dipimpin Kementerian Perdagangan untuk membatalkan rencana tersebut. Namun, sejauh ini memang belum ada respon dari pihak-pihak terkait itu,” ujar Safari.