Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Listrik 750 MW, PLN Jateng Siap Tampung Industri

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menyatakan kesiapan menampung industri baru yang membutuhkan saluran listrik karena surplus pasokan sebanyak 750 megawatt (MW).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menyatakan kesiapan menampung industri baru yang membutuhkan saluran listrik karena surplus pasokan sebanyak 750 megawatt (MW).

Deputi Manager Komunkasi Bina Lingkungan PLN Jateng dan DIY Hardiyan Sakti Laksana mengatakan industri baru belakangan ini melirik Jateng sebagai wilayah strategis untuk pengembangan industri.

Menurutnya, perseroan menjamin ketersedian pasokan listrik untuk menampung puluhan industri yang berkeinginan membangun pabrik. “Kami surplus listrik 750 MW, jadi kami siap layani pemasangan baru, apalagi industri,” paparnya, Rabu (10/8/2016).

Selain industri, pihaknya juga menyarankan kepada pengembang perumahan untuk segera mendaftarkan pemasangan sambungan listrik. Pemasangan sambungan baru, katanya, menyesuaikan dengan kriteria perumahan apakah bersubsidi atau tidak.

Jika penghuni perumahan berkategori miskin, lanjut Hardiyan, pelanggan bisa menikmati subsidi listrik dengan kapasitas daya terpasang 900 VA. “Kalau penghuni perumahan mampu, ya harus pasang daya 1.300 VA” katanya.

Saat ini, perseroan terus memacu pertumbuhan penggunaan listrik di Jateng dan DIY yang ditargetkan mencapai 14%. Hardiyan menjelaskan PLN juga mendorong elektrifikasi bisa 100% pada 2019.

Adapun, ujarnya, sampai sekarang rasio elektrifikasi di wilayahnya masih 92%.

Supervisor Humas dan Protokol PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Haris menambahkan daerah yang belum teraliri listrik berada di pelosok desa yang menyebabkan jauh dari jaringan alat listrik. 

Namun demikian, daerah terpencil akan menjadi sasaran perseroan untuk mewujudkan rasio elektrifikasi pada tiga tahun mendatang. “Sekarang saja, di Karimun Jawa sudah teraliri listrik. Ya memang bertahap, sekarang sudah penuh 24 jam,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper