Bisnis.com, JAKARTA—Regulator dan pelaku bisnis diimbau terus mempelajari kebijakan, mematangkan perencanaan, dan bekerja keras demi mengoptimalisasi pengembangan energi nasional.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2016 di Jakarta, Rabu(10/8/2016).
Menurut dia, Indonesia patut bersyukur karena memiliki berbagai jenis sumber daya energi yang berlimpah. Tidak banyak negara yang memiliki sumber energi selengkap Negeri Katulistiwa. Sayangnya, tingkat elektrifikasi nasional justru lebih rendah dibanding negara Asia lain yang memiliki sumber energi terbatas.
“Begitu banyak orang ingin investasi, maka tentu yang harus kita pelajari adalah kebijakan, perencanaan, dan terus kerja keras. Itu saja yang diperlukan sebenarnya,”ujarnya dalam pidato peresmian acara.
Dari sisi energi fosil, Indonesia memiliki bahan bakar minyak mentah, batu bara, dan gas yang melimpah. Tak hanya itu, hampir seluruh jenis energi terbarukanpun tersedia seperti, energi panas bumi (geotermal), energi hidro, biomass, sampah, dan lainnya.
Dia memaparkan, negara Asia seperti Jepang atau Korea yang tak memiliki sumber energi lengkap terbukti memiliki ketersediaan listrik yang jauh lebih tinggi. Fakta itu juga menunjukkan bahwa ketersediaan listrik berkorelasi erat dengan kemajuan industri suatu negara.
Berdasarkan data statistik, sektor industri manufaktur tercatat paling membutuhkan listrik dengan persentase mencapai 34%, disusul sektor perumahan 30%, dan sektor transportasi sebesar 14%.
“Jadi apabila kemampuan listrik kita rendah, berarti tingkat industri juga rendah,”tandasnya.