Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI MANUFAKTUR: Singapura Tumbuh Lebih Lambat, Hong Kong Terkontraksi

Markit Purchasing Managers Index (PMI) Singapura pada Juli turun ke level 50,7 dari 52,3 pada bulan sebelumnya. Angka di atas level 50 berarti menunjukkan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menandakan kontraksi.
Industri Singapura masih di level ekspansi./.therealsingapore.com
Industri Singapura masih di level ekspansi./.therealsingapore.com

Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur Singapura tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya pada bulan Jul meski tetap dalam level ekspansi, menurut Markit Economics.

Markit Purchasing Managers Index (PMI) Singapura pada Juli turun ke level 50,7 dari 52,3 pada bulan sebelumnya.  Angka di atas level 50 berarti menunjukkan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menandakan kontraksi.

Data terbaru menunjukkan peningkatan lebih lanjut pada tingkat produksi sektor swasta Singapura, walaupun dengan laju terendah dalam tiga bulan terakhir.

Ekonom Markit Annabel Fiddes mengatakan setelah kenaikan yang kuat pada akhir kuartal ke-2, momentum pertumbuhan pada sektor swasta Singapura nambah berkurang di bulan Juli, dengan tingkat produksi dan permintaan meningkat dengan laju yang lebih lambat.

“Lemahnya permintaan  global masih menjadi faktor penekan utama pada pertumbuhan ekonomi, dengan data terbaru menunjukkan penurunan tajam penjualan ekspor. Hal ini membuat perusahaan menjhadi berhati-hati terhadap ekspektasi pertumbuhan,” kata Annabel dalam risetnya yang dirilis Markit Economics, Rabu (3/8/2016).

Di lain pihak, aktifitas manufaktur Hong Kong tercatat meningkat walaupun masih dalam laju kontraksi. indeks PMI Hong Kong pada Juli tercatat pada level 47,2, meningkat dari posisi 45,4 pada bulan sebelumnya.

Annabel mengatakan dalam risetnya, kondisi sektor swasta Hong Kong terus memburuk pada bulan Juli, walaupun laju kontraksi berkurang. Selain itu, tingkat pekerjaan berkurang dengan laju sedikit lebih cepat karena perusahaan  berusaha menekan biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper