Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Pesawat Berdampak Sistemis Naikkan Inflasi di Balikpapan

Tingginya tarif angkutan udara saat mudik mencapai arus puncaknya pada Ramadan 2016 membuat indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan melejit naik hingga 4,05% dan berkontribusi pada laju inflasi Kota Balikpapan sebesar 0,74%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Tingginya tarif angkutan udara saat mudik mencapai arus puncaknya pada Ramadan 2016 membuat indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan melejit naik hingga 4,05% dan berkontribusi pada laju inflasi Kota Balikpapan sebesar 0,74%.

Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan mencatat laju inflasi selama Juli kemarin mencapai 1,03%. Kelompok transpor menyumbang andil inflasi terbesar, disusul dengan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,15% dengan kenaikan indeks harga sebesar 2,25%.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani mengatakan kontribusi inflasi terbesar berasal dari dua kelompok pengeluaran itu menggeser andil kelompok bahan makanan dan makanan jadi yang biasanya menyebabkan inflasi di kota minyak.

"Hal tersebut wajar saja, mengingat puncak arus mudik jatuh di pekan pertama bulan Juli dan berlaku tarif batas atas di hampir seluruh penerbangan dengan tingkat permintaan yang tinggi pula," jelas Suharman, Senin (1/8/2016).

Selain itu, tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah juga terjadi pada Juli. Sehingga, konsumsi atas kebutuhan pada bidang transpor dan pendidikan meningkat dan menggeser andil dua kelompok volatile food.

Dia menilai konsumsi masyarakat juga cenderung stabil selama periode tersebut meskipun masih ada satu pekan Ramadhan tersisa. Menurutnya, pola konsumsi masyarakat mengikuti pasokan bahan pokok dan makanan yang ada.

"Komoditas cabai tercatat inflasi sedangkan daging ayam tercatat deflasi sehingga secara nilai bersih [net], inflasi bahan makanan bulan Juli tidak begitu signifikan. Hal ini merupakan indikasi bahwa permintaan atau konsumssi cenderung normal ditengah naik turunnya supply yang mengikuti faktor musim [panen/melaut] atau distribusi dari daerah pemasok," kata Suharman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper