Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kamar Dagang dan Industri Indonesia Balikpapan beranggapan pondok pesantren mampu membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan siap terjun dalam dunia usaha pada era pemberlakuan MEA.
Anggapan itu dilontarkan oleh Ketua Kadin Balikpapan Yasser Arafat, dan muncul dari besarnya potensi wirausaha pada pondok pesantren.
Menurut Yasser, pondok pesantren memiliki modal untuk mengembangkan perekonomian mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-sehari penghuninya. Buktinya adalah adanya sejumlah pesantren yang memiliki unit usaha sendiri.
Dari situ, Yasser berpendapat bahwa sumber daya manusia, alias santri yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren, telah memiliki bekal yang mumpuni untuk ikut terjun dalam dunia usaha apabila diberikan pelatihan yang sesuai dengan bidangnya.
"Kalau sumber daya manusia dan produk yang dihasilkan oleh wirausaha dalam pondok pesantren dikelola dengan baik, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Pesantren bisa mencetak sumber daya manusia yang kompetitif dan unggul," jelas Yasser, Kamis (28/7/2016).
Apalagi, pondok pesantren telah memiliki modal berupa kepercayaan publik mengenai integritas dan kredibilitas para santri itu sendiri. Menurut Yasser, masyarakat cenderung mempercayai bahwa anak-anak lulusan pesantren memiliki sikap, kompetensi, dan kejujuran yang baik. Hal ini, kata dia, sudah menjadi nilai lebih, khususnya pada bidang usaha penyediaan jasa.
"Dalam era MEA, beberapa komoditas dan jasa diperbolehkan masuk ke Indonesia tanpa pajak. Pondok pesantren membantu dalam hal pembentukan karakter sumber daya manusia yang siap bergerak di pasar bebas. Santri-santri juga diajarkan bahasa asing, itu juga modal yang baik," ucap Yasser.