Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pelaku teh di Jawa Barat semakin optimistis dengan prospek komoditas unggulan teh Java Preanger setelah mengantongi sertifikasi identifikasi geografis.
Koordinator Forum Sertifikasi Teh Lestari Iyus Supriyatna mengatakan pihaknya selaku pemangku kepentingan dalam komoditas teh di Jabar mengapresiasi dengan adanya sertifikasi identifikasi geografis teh Java Preanger.
"Berarti kita bisa memasarkan teh dengan merek sendiri. Tetapi, sayangnya produktivitas teh kita dalam setahun masih rendah di bawah 2.500 kg teh kering/ha sehingga HPP teh tak bisa bersaing," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/7/2016).
Dia mengungkapkan harga teh di dalam negeri juga relatif masih rendah mengacu pada Jakarta Tea Auction. Kondisi tersebut, dapat mengancam keberlanjutan perkebunan teh.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kembali produktivitas teh, maka potensinya masih besar dengan cara intensifikasi dan rehabilitasi kebun melalui peningkatan populasi sampai 16.000 pohon/ha.
"Dengan merek Java Preanger, kami yakin bisa bersaing di pasar dunia asalkan lebih serius mengelolanya antara lain dengan peningkatan kualitas dan jumlah produksi secara berkelanjutan," tegasnya.
Dihubungi terpisah, produk unggulan teh asal Jawa Barat dengan merek Java Preanger mendapat Sertifikat Indikasi Geografis dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum & HAM RI.
Wagub Jabar Deddy Mizwar mengatakan sertifikat tersebut penting bagi sebuah pengembangan produk daerah. Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
Hal ini penting bagi negara kita, karena Indonesia memiliki beragam potensi atau kekayaan produk indikasi geografis yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan ekonomi nasional.
Melalui sertifikasi ini, Teh Java Preanger memiliki ciri atau kekhasan tersendiri sebagai sebuah produk teh dengan ciri khas geografis Jawa Barat.
"Saya kira ini penting sekali, karena ini juga menyangkut – bukan hanya benihnya saja tapi juga tanah, lalu pengolahannya juga. Ini sudah diteliti dan menjadi ciri khas tertentu teh di Jawa Barat," ungkap Wagub
Wagub menuturkan sertifikat ini bisa dijadikan patokan untuk menjaga kualitas dan komoditas produk Teh Java Preangaer secara ekonomi.
Untuk menjaga kualitas tersebut, Pemprov Jabar pun melakukan berbagai upaya agar kualitas teh ini tetap terjaga dan semakin dikenal masyarakat luas, seperti bimbingan teknis kepada para petani, serta bimbingan dari sisi promosi atau perdagangannya.
"Jadi ini benar-benar akan menjadi teh yang berkualitas. Kalau harganya mahal, ya berarti memang kualitasnya berbeda. Ini harus dijaga terus menerus kualitasnya, karena kalau keluar dari syarat-syarat tertentu (Sertifikat Indikasi Geografis) dia sudah gugur menjadi kekayaan intelektual," tutur Wagub.
"Dan kita juga akan terus evaluasi setiap tahun produknya," tambahnya.
