Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Promosi Produk BUMDes, Kemendesa Luncurkan Marketplace

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyediakan situs online, untuk promosi dan penjualan produk-produk Badan Usaha Milik Desa untuk membantu pengembangan badan usaha itu.
Marwan Jafar/Antara-Andika Wahyu
Marwan Jafar/Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com,JAKARTA- Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyediakan situs online, untuk promosi dan penjualan produk-produk Badan Usaha Milik Desa untuk membantu pengembangan badan usaha itu.

“Kita punya sistem informasi desa terpadu, salah satunya adalah sistem informasi untuk mempromosikan dan menjual produk-produk BUMDes. Melalui situs online yang kita sediakan ini, masyarakat dapat melihat produk-produk desa yang tidak kalah kualitasnya dengan produk-produk di kota,” ujar Menteri Desa, Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, Rabu (20/6/2016).

Dia mengatakan, saat ini BUMDes yang telah terbentuk hingga saat ini berjumlah 12.115 unit yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi desa, dan mendorong terbangunnya ekonomi lokal desa berbasis produksi.

E-commerce bertujuan memaksimalkan produk dan potensi desa yang bisa dimanfaatkandalam pengembangan produk unggulan desa ini, menjadi terobosan baru untuk meningkatkan akses informasi, jaringan pasar, dan produktivitas bagi unggulan desa,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Kepala Balai Latihan Informasi Kemendes PDTT, M Nurdin mengatakan, produk BUMDes dapat diakses melalui situs bumdes.kemendesa.go.id, yang terintegrasi dengan website resmi Kemendes PDTT yakni www.kemendesa.go.id.

Tidak hanya BUMDes, sistem informasi lain juga disediakan untuk melayani kebutuhan informasi terkait desa. Sistem informasi desa lain di antaranya desa online, yakni situs internet yang dapat dimanfaatkan untuk promosi produk dan potensi desa dan lain sebagainya.

“Ada juga sistem informasi Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tertentu untuk menginformasikan kategori daerah yang masih tertinggal dan tertentu. Kemudian, untuk memonitoring transmigrasi juga bisa diakses melalui sistem informasi transmigrasi,” ujar Nurdin

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper