Bisnis.com, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan provinsinya defisit air hingga 2,9 miliar m3. Dari kebutuhan air 22,2 miliar m3 untuk mengairi 934.376 ha baku sawah beririgasi di provinsi itu, ketersediaan hanya 19,3 miliar m3. Padahal, kata dia, ketersediaan air vital bagi program luas tambah tanam.
Menurutnya, air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Brantas sebenarnya melimpah, tetapi debitnya berkurang mulai dari Trenggalek hingga Pacitan. Beberapa kabupaten, seperti Ponorogo, Magetan, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, hingga Gresik, juga defisit air. Problemnya, dari luas 17.000 ha lahan Waduk Pacal di Bojonegoro yang mestinya dinormalisasi, realisasinya hanya 12.000 ha.
"Ini harus ada pengawas. Kami mengusulkan Babinsa (Bintara Pembina Desa TNI) mengawasi manajemen air, diajak oleh Pak Menteri (Menteri Pertanian). Perkara LTT (luas tambah tanam) ini perkara manajemen air," ungkapnya di sela Rakor Pangan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.