Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri hingga 24 Juni 2016 mencapai Rp97 triliun (year to date).
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan dana asing yang mengalir di surat utang negara dan pasar modal itu jumlahnya lebih besar dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya Rp57 triliun. Kondisi itu membuat rupiah menguat ke Rp13.100-Rp13.200 per US$1. Selain itu, permintaan akan valuta asing juga lebih sedikir dibandingkan dengan penjualan valas.
“Kita lihat rupiah cenderung menguat terutama ada aliran dana yang masuk dan juga korporasi Indonesia banyak yang lepas valas,” katanya, di Gedung BI, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Gejolak eksternal setelah keluarnya referendum yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa membuat nilai tukar mata uang negara tertekan. Namun, perkembangan indikator ekonomi yang masih cukup baik di domestik membuat nilai tukar rupiah cenderung terapresiasi.
Menurutnya, ketetapan Undang-undang Pengampunan Pajak dan pengesahan APBN Perubahan 2016 membawa optimisme yang tinggi bagi kondisi ekonomi dalam negeri. Respons yang baik dari dunia terhadap perekonomian Indonesia itu terefleksi dari nilai rupiah yang relatif terjaga.
“Wah, ini pasti periode akan cukup masuk ke periode risk off, ternyata untuk Indonesia tidak,” ucapnya.