Bisnis.com, PADANG— Peningkatan konsumsi rumah tangga selama bulan Ramadan mendorong inflasi Sumatra Barat menjadi 0,18% per Juni 2016.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan laju inflasi daerah itu cenderung lebih terkendali saat puasa dan Lebaran tahun ini.
“Juni ini Sumbar terendah secara nasional hanya 0,18%. Bulan lalu justru deflasi 0,36%,” katanya.
Secara year to date (ytd) inflasi daerah itu masih terjaga pada level 0,20% dengan laju inflasi tahunan sebesar 3,23%.
Inflasi daerah itu disumbar dari dua kota yakni Padang dan Bukittinggi yang mengalami inflasi masing-masing 0,10% dan 0,73%.
Menurutnya, rendahnya laju inflasi itu ditopang terkendalinya harga-harga komoditas yang diatur pemerintah dengan mengalami inflasi 0,38%, dan kelompok bahan pangan bergejolak yang justru deflasi 0,12%.
Dia mengatakan turunnya harga komoditas terutama cabai merah dan beras, serta didukung kelancaran distribusi mendorong stabilnya inflasi daerah itu.
Meski begitu, puji mengakui sejumlah komoditas masih mengalami kenaikan seperti daging ayam ras, telur, dan gula pasir yang mengalami permintaan signifikan selama Ramadan.
Puji memperkirakan tekanan inflasi masih akan meningkat terutama di pekan pertama Juli mengingat Idul Fitri yang akan mendorong tingginya permintaan masyarakat.
Dia mendorong tim pengendalian inflasi daerah (TPID) setempat mencermati pasokan dan distribusi komoditas daging sapi, daging ayam ras, telur, cabai merah, serta bawang merah yang menjadi langganan penyumbang inflasi Sumbar.