Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Usaha Milik Desa Mampu Perpendek Rantai Distribusi

Hadirnya BUMDes akan mampu memperpendek rantai distribusi barang, sehingga terhindar dari ulah tengkulak yang sulit dikendalikan pemerintah.
Ilustrasi/hargababel.com
Ilustrasi/hargababel.com

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes memiliki peran sebagai garda terdepan ekonomi desa, sekaligus menjaga stabilitas harga pangan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri, dalam diskusi yang digelar Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Minggu (26/6/2016).

Menurutnya, hadirnya BUMDes akan mampu memperpendek rantai distribusi barang, sehingga terhindar dari ulah tengkulak yang sulit dikendalikan pemerintah.

"Jika BUMDes terbentuk di daerah, maka petani lokal akan setor barang ke BUMDes. Paling tidak pemerintah bisa lakukan pengawasan terhadap proses distribusi," ujarnya.

Data IKAPPI mengungkapkan, Indonesia memiliki 14.000 pasar desa dengan asumsi jumlah pedagang sebanyak 350 .000 pedagang. Untuk itu Mansur menilai, perlu adanya intervensi harga pangan dari pemerintah agar tidak terus menerus dikendalikan tengkulak.

"Harga produk pertanian tdak terkendali di pasar karena masih kuatnya sistem ijon. Pedagang pasar menjadi kambing hitam suplai dan demand yang tidak seimbang secara nasional. Padahal, kondisi tersebut justru mempersulit pedagang pasar," ujarnya.

Mansur mengungkapkan, BUMDes sejak Tahun 2015 telah terbentuk sebanyak 12.115 BUMDes, yang tersebar di 74 Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1.022 desa. Jumlah tersebut dapat menjadi penggerak ekonomi desa, jika diakomodasi serius dan mendata jumlah produksi pertanian desa. "BUMDes adalah bentuk yang paling pas dalam mengorganisir kerjasama antara petani dan nelayan desa”.

Adapun peran BUMdes dalam mengendalikan harga pangan menurutnya terdiri dari beberapa item, yakni menjadi distributor utama hasil pertanian desa, menginformasikan harga terkini, menginformasikan permintaan yang tinggi di tiap desa, dan melaporkan potensi berkurangnya stok pangan nasional.

"Saya membayangkan adanya website pangan nasional, di mana BUMDes melaporkan harga pangan di desa-desanya. Sehingga terpantau harga komoditi di desa-desa," ujarnya.

Ahmad Iman Syukri, Staf Khusus Menteri Desa PDTT, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pasar induk, dibutuhkan suplai barang secara keberlanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dapat memanfaatkan Badan Usaha Bersama Milik Desa (BUMADes), yang menampung pasokan barang dari BUMDes.

Kalau setiap minggu dituntut untuk mengirim sayuran sebanyak 50 ton ke pasar induk, maka itu harus dipenuhi. Dalam hal ini BUMDes mampu atau tidak? Jika tidak, di sinilah peran BUMDes Kawasan atau yang disebut dengan BUMADes," ujarnya.

Dalam sistem tersebut ia menjelaskan, perlu adanya pemetaan produk desa oleh pemerintah daerah, sehingga dapat dimanajemen oleh BUMADes. Meski diakui, dibutuhkan waktu dan proses untuk menjadikan BUMDes tumbuh besar dan berkembang.

Menurutnya, proses tersebut adalah embrio untuk mendorong kebangkitan ekonomi desa. "Dana Desa sekarang masih dimaksimalkan untuk pembangunan infrastruktur. Tapi ketika infrastruktur sudah terpenuhi, ke depannya bisa kita maksimalkan untuk BUMDes," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper