Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mencari terobosan supaya konstruksi tol Trans Sumatra terus berlanjut tanpa harus banyak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun Penyertaan Modal Negara (PMN). Salah satunya melalui mekanisme subsidi silang yang akan dilakukan Badan Usaha Jalan Tol
Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Eka Pria Anas mengungkapkan PT Jasamarga Semarang—Batang operator ruas tol Batang—Semarang akan berkontribusi melakukan pembangunan Tol Sumatera ruas Terbanggi Besar—Kayu Agung sepanjang 25 km.
Dia menyebut dukungan konstruksi tersebut menjadi parameter yang sebelumnya dipertandingkan dalam pelelangan pengusahaan jalan tol ruas Batang—Semarang.
“Waktu kami lelang itu[Batang—Semarang] tarifnya sudah kami tentukan Rp1.000 per kilo meter, selanjutnya yang kita tandingkan itu calon peserta lelang berani membangun berapa km tol trans Sumatra,” katanya kepada Bisnis Minggu (19/6/2016)
Dia menjelaskan setelah melakukan pelelangan kembali ruas tersebut, dari lima konsorsium yang dinyatakan lolos prakualifikasi, hanya konsorsium JSMR-WTR dan Bangun Tjipta Sarana yang memasukkan dokumen penawaran.
Konsorsium JSMR-WTR ditetapkan menjadi pemenang karena mengajukan penawaran sepanjang 25 km sementara Bangun Tjipta Sarana hanya mampu sekitar 10 km
Ruas ini sengaja dipilih untuk melakukan subsidi dikarenakan paling layak secara finansial. Mengingat ruas ini termasuk dalam jalur pantura yang dari segi kepadatan arus lalu lintas sangat memungkinkan.
Menurutnya mekanisme subsidi silang ini akan diambil dari penurunan prosentase Internal Rate of Return (IRR) tol Batang—Semarang yang semula diperkirakan mencapai 16% mengalami pengurangan sebesar kurang lebih 2%.
“Jadi otomatis turun IRR karena kami minta untuk bantu bangun Sumatra dari situ, tapi kami sudah memperhitungkan dengan IRR yang diturunkan sekitar 2% dari yang semula, masih tetap layak,” terangnya.
Lewat mekanisme ini pula beban Hutama Karya sebagai BUMN yang mendapatkan penugasan dari pemerintah akan berkurang. Pasalnya dia memproyeksikan dukungan nilai investasi yang akan dikeluarkan JSMR pembangunan Tol Sumatra sepanjang 25 km sebesar Rp2,5 triliun.
“Tentunya Jasamarga tak akan memperoleh keuntungan besar dari mekanisme ini. Namun bagaimanapun kami dorong supaya sebagai Bandan Usaha Pemerintah tak hanya mengejar profit saja, tapi juga membantu yang lainnya,”tekannya.
Rencananya subsidi untuk konstruksi tol trans Sumatra tak hanya berasal dari ruas Batang-Semarang saja. BPJT akan menjajaki kemungkinan perolehan subsidi dari pelelangan ruas lain yang dilakukan dalam waktu paling dekat dan paling layak secara finansial yakni Jakarta-Cikampek II elevated.
Melalui terobosan tersebut maka pelaksanaan konstruksi dan pengadaan lahan tol Sumatra diharpkan bisa dilakukan secara paralel dengan konstruksi dan pengadaan tol Batang--Semarang.