Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menggunakan citra satelit untuk dapat melakukan pemetaan lahan pertanian sawah, perkebunan, hortikultura, maupun pemetaan infrastruktur jaringan irgasi, dan jalan usaha tani sehingga diperoleh data yang lebih akurat.
Untuk itu, Kementan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk dapat menggunakan sejumlah data Lapan untuk memperbaiki data pangan berupa citra satelit.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono menyampaikan beberapa citra satelit yang akan dimanfaatkan Kementan yaitu Citralkonos, GeoEye, Quickbird, WorldView-1, WorldView-2, dan Pleides. Adapun, Citra Landsat, NOAA, dan MODIS digunakan untuk peramalan fase tanaman padi.
“Kerja sama ini dilakukan guna mendukung pembangunan pertanian melalui upaya perbaikan kualitas data pangan. Untuk memantau pertanaman padi mulai dari fase penggenangan, tanam, vegetative, generative, hingga panen, dilakukan dengan menggunkan citra landsat-8,” jelas Hari melalui keternagan tertulis yang diterima Bisnis.com, Kamis (16/6/2016).
Hari menambahkan hasil dari pemantauan satelit ini amat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai sarana early warning system dan bahan pengambilan kebijakan pangan.
Selain itu, citra satelit pun dapat digunakan untuk perancangan teknis di lapangan seperti program percepatan tanam, estimasi kebutuhan benih, pupuk, pascapanen, dan mengestimasi stok pangan.
“Apabila sudah teruji handal terhadap formula citra satelit ini, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai pengganti metode pengukuran luas tanam, panen dan produktivitas yang dilakukan konvensional,” sebut Hari.
Hari menyampaikan Lapan telah bekerja sama dengan Kementan sebelumnya sebanyak 4 kali dan saat ini yang ke 5 kalinya. Dia berharap dalam MoU ini, dapat memacu dan meningkatkan pelayanan publik Kementan.