JAKARTA - PT Robert Bosch mengharapkan pertumbuhan penjualan di atas 10% pada 2016 mengandalkan permintaan atas komponen otomotif.
Presiden Direktur PT Robert Bosch, Ralf von Baer mengaku optmisitis penjualan bisa rebound pada 2016 pasca-penurunan 25% pada tahun lalu.
Dia menjelaskan penurunan penjualan menjadi Rp1,2 triliun pada 2015 dari Rp1,6 triliun pada tahun sebelumnya dilatarbelakangi oleh penjualan skala besar kepada salah satu pelanggan di sektor otomotif di 2014.
“Kondisi ini disebabkan oleh one-off effect pada sektor Mobility Solution. Kami tidak bisa menyebutkan siapa pelanggannya, tetapi mereka membutuhkan produk yang sangat besar ketika itu,” kata von Baer, Rabu 15/6/2016) malam.
Von Baer mengharapkan penjualan kembali tumbuh dalam double digits pada 2016 meskipun tidak setajam lonjakan 40% yang terjadi pada 2014.
Peningkatan daya beli konsumen di Indonesia adalah faktor pendorong utama pertumbuhan penjualan produk Bosch, terutama di bisnis komponen otomotif, sistem keamanan, dan perkakas bermesin (power tools).
Namun, von Baer mengatakan Bosch belum berencana memperluas pabrik yang beroperasi di Cikarang atau mendirikan pabrik baru dalam waktu dekat.
Dia menjelaskan iklim bisnis di Indonesia menyulitkan bagi Bosch yang biasanya membangun pabrik sebagai pemasok ke pasar regional maupun global.
Kesulitan yang dihadapi Bosch antara lain adalah kerumitan regulasi dan hambatan logistik dalam proses ekspor-impor barang.
Hambatan lain adalah proteksi non-tarif dalam bentuk Standar Nasional Indonesia yang diterapkan di Indonesia. Perbedaan standar, contohnya dalam produk komponen otomotif, menyulitkan perusahaan Eropa seperti Bosch memproduksi barang tujuan ekspor.
“Hambatan seperti itu memang membuat produk luar negeri sulit masuk ke Indonesia. Di sisi lain, barang yang diproduksi di Indonesia juga sulit masuk ke pasar potensial seperti Vietnam, Malaysia, atau Thailand,” kata von Baer.
Bosch adalah produsen beragam produk mesin, elektronik, dan piranti lunak yang berbasis di Jerman. Perusahaan tersebut memiliki sebuah pabrik komponen otomotif di Cikarang yang didirikan dengan investasi Rp139 miliar dan mulai berproduksi pada pertengahan 2014.