Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aptrindo Terima Keputusan Terkait Mudik Lebaran

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia akhirnya menerima penerapan pelarangan truk yang ditetapkan pemerintah sejak H-5 sampai dengan H+3 guna mengurangi kepadatan selama arus mudik dan balik Lebaran 2016.
Ilustrasi/ Antara- Didik Suhartono
Ilustrasi/ Antara- Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia akhirnya menerima penerapan pelarangan truk yang ditetapkan pemerintah sejak H-5 sampai dengan H+3 guna mengurangi kepadatan selama arus mudik dan balik Lebaran 2016.

Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), mengatakan pengusaha angkutan truk dan barang tidak bisa menolak penetapan ini karena sudah ditetapkan.

“Kita hanya berkeluh kesah. Ini ditutup lebih lama dan diperkirakan menimbulkan kenaikan biaya [logistik]. Namun, kita akan mendukung Kemenhub,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/6).

Alhasil, pengusaha angkutan truk dan barang harus ngebut dalam mengirimkan pesanan klien atau pelanggan pada dua minggu terakhir sebelum 30 Juni 2016, karena esok harinya truk sudah dilarang beroperasi. Sementara itu, dia memperkirakan pengusaha truk dan barang akan mulai beroperasi kembali pada 11 Juli 2016.

Namun, hal ini bukan masalah besar. Aptrindo justru mengkhawatirkan imbas lamanya penutupan hingga 10 hari akan membuat aktivitas bongkar muat truk di gudang yang melambat.

“Sekarang sudah kelihatan truk banyak, tetapi bongkarnya lama,” tegasnya.

Hal ini dikarenakan selama penutupan jalan bagi angkutan truk dan barang, industri harus menyediakan ruang atau gudang untuk menampung buffer stock atau stok penyangga bagi produksinya.

Umumnya, industri atau klien yang sudah mempunyai gudang harus mencari ruang atau gudang baru untuk menampung buffer stock yang dikirimkan sebelum penutupan jalan angkutan truk dan barang sepanjang 10 hari.

Alasannya, gudang yang ada sudah penuh menampung stok bahan baku yang akan diproduksi. Persiapan ini, lanjutnya, kurang diantisipasi oleh pemilik barang atau industri. Jika industri yang memiliki gudang secara sewa, maka mereka harus membeli ruang baru untuk menampung buffer stock.

“Gudang itu biaya tambahan yang tidak meningkatkan harga barang. Namun, harus disediakan untuk menampung. Efeknya jalan ditutup lima hari, katakan memerlukan 500 karton, kalau 10 hari berarti 1.000 karton. Ketika ada penambahan akan memerlukan extra space,” ujarnya.

Sementara itu, jika tidak ada buffer stock, maka akan menimbulkan kelangkaan barang. Adapun efek lama penutupan ke pengusaha truk sangat terasa untuk pengiriman jarak jauh karena waktu tempuh harus dipersiapkan dengan matang.

Dia mencontohkan pengusaha truk pasti mengantisipasi penutupan sejak H-10 untuk pengiriman jarak jauh hingga lima hari, agar truk memiliki sisa waktu lima hari untuk kembali. “Semakin jauh jaraknya, maka lead time yang ditariknya semakin jauh,”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper