Bisnis.com, Jakarta-- Pemerintah meyakini tingkat pengangguran dapat ditekan hingga 5,4%-5,6% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3%. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 tercatat sebesar 5,5%.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto menyebutkan porsi tenaga kerja di sektor informal mencapai 57,76% sehingga memiliki andil yang cukup besar dalam perekonomian. Namun, tingginya pekerja di sektor itu juga menunjukkan adanya distorsi pada pembangunan ekonomi.
"Besarnya sektor informal inilah salah satu yang menjadi penyebab tingkat ketimpangan yang cukup tinggi di Indonesia. Hal ini karena rata-rata pekerja sektor informal pendapatannya hanya setengah dari pekerja formal," ujarnya.
Dengan pembahasan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi 5,1% pada RAPBN Perubahan 2016, tingkat pengangguran akan meningkat meski tergantung pada tingkat elastisitas tenaga kerja. Menurutnya, kualitas pertumbuhan harus diperbaiki dengan mengandalkan sektor industri manufaktur dan pertanian.
"Namun jika yang tumbuh tinggi hanya sektor jasa seperti telekomunikasi, keuangan, asuransi, dan lain-lain, maka peningkatan pengangguran dan pekerja informal akan sulit dihindari," katanya.
Â