Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBSIDI SOLAR DIPANGKAS: Penaikan Harga MOPS Jadi Sandungan

Adanya tren penaikan harga minyak di pasar Singapura atau Mean of Platts Singapore, diperkirakan akan menjadi batu sandungan untuk menjaga harga Solar domestik tetap hingga akhir tahun.
Ilustrasi/Antara-Dedhez Anggara
Ilustrasi/Antara-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - Adanya tren penaikan harga minyak di pasar Singapura atau Mean of Platts Singapore, diperkirakan akan menjadi batu sandungan untuk menjaga harga Solar domestik tetap hingga akhir tahun.

Padahal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat telah menyepakati untuk memangkas subsidi Solar dari Rp1.000 per liter dalam APBN 2016, menjadi Rp500 per liter pada RAPBNP 2016.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan menurut hitungan PT Pertamina (Persero) subsidi Solar sebesar Rp500 tersebut memungkinkan untuk menjaga supaya harga Solar ke depan bahkan sampai akhir tahun diperkirakan tidak naik. "Tidak naik itu belum tentu turun, bisa jadi tetap," katanya di Kompleks Istana Negara, Rabu (15/6/2016).

Namun, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan jika akan sulit untuk menahan harga Solar tetap pada posisi semula yakni Rp5.150 per liter hingga akhir tahun seiring dengan adanya rencana pemangkasan subsidi oleh pemerintah. "Berat kalau MOPS [mean of platts singapore] naik terus begini," ujarnya dalam pesan singkat kepada Bisnis.

Dia menambahkan jika harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar US$45 per barel maka harga MOPS Solar bisa mencapai US$60 per barel. Hanya saja, lanjutnya, rencana pemangkasan subsidi Solar tersebut belum final dan masih menunggu keputusan hasil Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR).

Di sisi lain, Sudirman Said optimistis target lifting minyak sebesar 820.000 barel per hari yang telah disepakati oleh Banggar DPR bisa dicapai. Padahal, angka itu naik dari APBN 2016 yang menargetkan lifting minyak sebanyak 810.000 barel per hari.

Meskipun, ada penurunan ICP menjadi US$40 per barel saat pembahasan di Banggar DPR. Padahal, kesepakatan Kementerian ESDM dengan Komisi VII sebelumnya ICP berada di level US$45 per barel. "Namun, kalau menyangkut penurunan cost recovery nggak ada hubungannya sama lifting tahun ini. Cost recovery kan lifting yang tahun kemarin," jelasnya.

Adapun, Banggar DPR menetapkan cost recovery dalam RAPBNP 2016 turun menjadi US$8 miliar dari US$11 miliar pada APBN 2016.

Sudirman juga mengungkapkan jika subsidi listrik bisa tetap sebesar Rp38 triliun dengan catatan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun ini dan tidak ada perpindahan dari 900 voltampere (VA) untuk subsidi.

"Itu catatan yang kita terima dan kita tunggu nanti di Banggar keputusannya bagaimana, karena kan DPR itu mempunyai hak budget melalui komisi yang bersangkutan tentu punya kewenangan untuk memutuskan dan itu sudah diputuskan jadi kita hanya menunggu," katanya.

Dia mengungkapkan jika pihaknya telah menyelesaikan verifikasi data. Namun, persoalannya adalah tidak semua pengguna 900 VA dikategorikan sebagai masyarakat miskin sehingga persoalan ini yang akan diselesaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper