Bisnis.com, PALEMBANG - Tim pengawasan komoditas pangan Sumatra Selatan menemukan komoditas ikan yang dijual di pasar tradisional dan modern di Kota Palembang mengandung formalin.
Temuan itu didapat dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan tim di Pasar Cinde, Pasar Palima dan Carrefour Palembang Square Mal pada Jumat (10/6/2016).
Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumsel, Luluk Hari Suci, mengatakan pihaknya menggunakan uji tes untuk komoditas pangan yang diambil sampelnya. "Kami cek ikan dari lima pedagang besar di pasar tradisional, empat di antaranya menjual ikan yang berformalin," katanya saat sidak.
Ikan yang mengandung formalin itu diantaranya ikan toman, udang, ikan tongkol, ikan kakap, ikan baung, cumi-cumi, dan sebagainya. Dia mengemukakan pihaknya mengindikasi formalin itu berasal dari air yang digunakan untuk rendaman ikan, atau berasal dari es batu untuk mendinginkan ikan.
"Kami sudah tanyakan kepada pedagang, mereka tidak tahu darimana sumber formalin ini. Karena ikan yang dijual diambil dari pasar induk Jakabaring. Kami akan fokus untuk cari asal usul penjualan nakal ini," jelasnya.
Tim sidak meminta agar para pedagang tidak menjual lagi ikan-ikan yang mengandung bahan berbahaya itu. Nantinya, kata Luluk, para pedagang itu akan diberikan pembinaan agar menjual ikan-ikan segar yang tak menggunakan formalin.
Selain di pasar tradisional, tim juga menemukan ikan berformalin di Carrefour Palembang Square Mal. "Kami sudah minta agar Carrefour menarik ikan dengan kandungan bahan berbahaya ini. Jangan sampai dijual lagi. Karena kasihan konsumen jika sampai mengkonsumsinya," paparnya.
Adapun temuan tim di Carrefour PS Mal, yakni cumi, ikan bawal putih dan ikan kembung. Selain ikan, tim juga menemukan hampir semua tahu putih dan mie basah di pasar-pasar itu juga mengandung formalin.
Sementara itu, Alhadi, salah satu pedagang ikan di Pasar Palima mengaku, dirinya tak mengetahui kualitas ikan yang dijualnya. "Kami dapat ikan ini dari Pasar Induk Jakabaring. Kami hanya ambil ikan, kami jual lagi ke konsumen. Kalau kualitasnya, kami tidak tahu," katanya.
Dia pun menyarankan agar pemda melakukan sidak di pasar induk karena di sanalah pasokan ikan berasal.
"Saran kami, harusnya yang disidak adalah pedagang besar atau nelayan di Pasar Induk Jakabaring. Sebab disanalah pusat ikan sebelum diambil pedagang kecil dibawahnya," jelasnya.
Store Manager Carrefour PS Mall, Yulia, mengatakan, pihaknya tidak menduga ikan yang ada di Carrefour mengandung formalin, pasalnya ikan-ikan itu diambil langsung dari pemasok.
"Kami hanya ambil ikan sesuai kebutuhan saja. Adanya formalin bukan dari kami, kami saja tidak tahu. Kami dapat ikan dari pemasok langsung," jelasnya.
Dengan adanya temuan ini, Carrefour akan lebih selektif lagi dalam memasok komoditas pangan. Yulia mengatakan pihaknya juga akan menekankan kepada pemasok agar komoditas pangan yang masuk ke Carrefour adalah produk halal dan segar, serta tidak mengandung bahan berbahaya.