Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Masih Lemah, BI Sarankan Bantuan Sosial Dipercepat

Lemahnya konsumsi masyarakat menyebabkan masih tertahannya investasi swasta sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat maksimal. Di sisi lain, pemerintahannya harus mengejar produk domestik bruto sebesar 5,2% pada tahun ini.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, Jakarta--Lemahnya konsumsi masyarakat menyebabkan masih tertahannya investasi swasta sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat maksimal. Di sisi lain, pemerintahannya harus mengejar produk domestik bruto sebesar 5,2% pada tahun ini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan perubahan asumsi 5,1% ke 5,2% bisa tercapai dengan catatan harus mempercepat bantuan program sosial untuk meningkatkan permintaan konsumsi. Permintaan masyarakat akan mendorong kesempatan kerja sekaligus mengentaskan kemiskinan.

"Bantuan desa dan alokasi ke daerah relaksasinya harus cepat agar permintaan masyarakat tumbuh. Injeksi likuiditas ke perbankan masih lemah karena permintaan kredit melemah," ujarnya, di Gedung DPR, Rabu sore (8/6/2016).

Konsumsi masyarakat yang lemah itu berdampak pada swasta yang masih beroperasi di bawah kapasitas. Dia menyebutkan swasta masih beroperasi sekitar 76% dari kemampuan kapasitas optimal sebesar 88%-89%.

"Sebagian besar perusahaan masih beroperasi di bawah kapasitas. Jadi permintaan dalam negeri ini masih apakah dari pemerintah dan swasta harus didorong," ucapnya.

Terkait pelonggaran moneter selanjutnya, Perry menuturkan BI senantiasa memberikan sinyal itu dengan memperhatikan laju inflasi dan defisit transaksi berjalan yang terkendali serta kemungkinan berlanjutnya kenaikan Fed Fund Rate. 

Kemudian, BI juga melihat pelonggaran yang dilakukan sejak awal tahun hingga bulan ketiga dengan penurunan BI Rate menjadi 6,75% sudah dimanfaatkan oleh perbankan untuk menyalurkan kredit atau belum.

"Kalau kita sudah longgarkan tapi belum diserap akhirnya kan cuma berputar-putar di sektor keuangan saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper