Bisnis.com, JAKARTA- World Instant Noodles Association (WINA) memaparkan sepuluh negara terbesar dari total 52 negara yang mengkonsumsi mie instan sebanyak 97,7 miliar porsi pada 2015.
WINA mencatat terdapat 10 negara terbesar dari total 52 negara yang mengkonsumsi porsi mie instan sepanjang 2015. Berdasarkan data yang diperbarui pada Mei, Indonesia sendiri masuk dalam kategori dua terbesar.
Negara-negara itu adalah China/Hong Kong (40,43 miliar); Indonesia (13,20 miliar); Jepang (5,54 miliar); Vietnam (4,80 miliar); AS (4,2 miliar); Korea Selatan (3,65 miliar); Filipina (3,48 miliar); India (3,26 miliar); Thailand (3,07 miliar); dan Brazil (2,28 miliar).
Tingkat konsumsi dari China hingga Filipina pada 2014 tak banyak mengalami perubahan. China masih berkisar sekitar 40 miliar porsi dan Filipina mencapai 3 miliar porsi.
Jenis-jenis kaldu yang digunakan pun bervariasi. Bahannya terdiri dari daging ayam, daging babi, daging sapi, makanan laut serta sayuran.
Terkait dengan hal itu, YLKI sebelumnya melakukan survei pada 600 orang tua murid TK dan SD pada lima wilayah di Jakarta pada 2014. Sejumlah temuan mengkonfirmasi bahwa 93% orang yang disurvei menyatakan makanan instan biasa dikonsumsi. Makan itu didominasi mie instan serta produk olahan macam sosis.
YLKI, menyatakan temuan tersebut paling tidak sejalan dengan temuan dalam Riset Kesehatan Dasar 2013 oleh Kementerian Kesehatan. "Konsumsi produk mie ternyata sangat tinggi, terutama di kalangan usia anak dan remaja," demikian YLKI. "Bayangkan, 15,4% anak pada kelompok usia 10-14 tahun mengonsumsi mie lebih dari 1 kali per hari."
YLKI dalam keterangan resminya menyatakan hal itu tentunya harus menjadi perhatian, karena perlu diikuti dengan pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan serta keseimbangan gizi yang dikonsumsi. Secara umum, dengan rasa yang sudah enak, mie instan cenderung untuk dikonsumsi tanpa tambahan apapun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
