Bisnis.com, JAKARTA - Preferensi konsumen yang kian variatif mendorong industri makanan dan minuman alias mamin tumbuh pesat di Indonesia.
Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri Ngakan Timur Antara mengatakan industri makanan dan minuman selalu memimpin kinerja industri manufaktur.
Industri makanan dan minuman sektor industri manufaktur terbesar karena merupakan 31,51% dari total produksi domestik bruto industri pengolahan nonmigas.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman melambat dari 8,16% year on year pada kuartal I/2015 menjadi 7,55% pada kuartal I/2016. Namun, pertumbuhan sektor tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4,46% pada kuartal I/2016.
“Sektor makan minum itu selalu paling tinggi, mungkin karena tipikal produknya merupakan produk untuk kebutuhan primer,” kata Ngakan setelah membuka Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (31/5/2016).
Faktor lain yang membuat industri makanan dan minuman tumbuh pesat, menurut Ngakan, adalah perubahan gaya hidup penduduk Indonesia seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi.
“Orang-orang makan sekarang bukan hanya untuk kenyang, tetapi untuk senang dan untuk kesehatan. Kadang-kadang ada orang yang menikmati makanan karena dia ingin sehat,” katanya.
Dia mencontohkan minat konsumen atas produk makanan atau minuman yang bisa menurunkan kadar kolesterol, memperbanyak asupan serat, hingga yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh atas penyakin.
Ngakan meminta produsen makanan dan minuman terus berinovasi menghasilan produk-produk mengikuti keinginan konsumen agar industri bisa terus tumbuh.