Bisnis.com, BANDUNG--Balai Besar Keramik Kementerian Perindustrian terus memacu sertifikasi terhadap keramik ubin di dalam negeri guna meningkatkan daya saing produk.
Kepala Balai Besar Keramik (BBK) Kementerian Perindustrian (BBK) Supomo menjelaskan sertifikasi dilakukan agar industri keramik nasional mampu berdaya saing baik di level nasional maupun internasional. Dengan sertifikasi maka kepercayaan konsumen akan besar sehingga permintaan keramik meningkat.
"Kondisi ini pun untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis.com usai pembukaan seminar keramik nasional di Bandung, Rabu (11/5).
Dia menyebutkan saat ini sudah 40 industri keramik nasional yang memperoleh sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Jumlah tersebut bisa kembali bertambah seiring pertumbuhan industri keramik yang saat ini mulai bermunculan.
"Untuk keramik sudah wajib SNI, kalau tidak memenuhi tidak boleh diedarkan baik produk dari dalam negeri maupun luar," tegasnya.
Dia menambahkan, industri keramik di dalam negeri yang sudah mendapatkan sertifikasi telah menerapkan teknologi paling canggih di dunia dalam proses pembuatan produk dan dapat bersaing di pasar internasional yang memiliki daya saing tinggi.
Terkait penggunaan bahan baku, dia mengaku, sebagian besar saat ini industri keramik nasional masih bergantung pada impor. Pasalnya, kendati bahan baku di Indonesia melimpah naik banyak terkontamisasi dengan kadar besi.
"Dari sisi kemurnian contohnya bahan baku yang didapat dari gunung api banyak terkontaminasi kadar besi sehingga perlu dimurnikan lagi," ujarnya.
Dengan demikian, ujar dia, industri nasional apabila banyak mengambil bahan baku dari dalam negeri maka perlu mengeluarkan ongkos kembali untuk pemurnian.
"Tapi kami sekarang terus mencari teknologi bagaimana bahan baku ini bisa digunakan untuk industri agar tidak impor lagi," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan industri keramik di dalam negeri cukup berkembang dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.
Dia menjelaskan, industri keramik Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain. Pasalnya, Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup besar.
"Pertumbuhan pasar keramik dalam negeri yang meningkat terutama jenis tile atau ubin untuk properti kendati terjadi perlambatan ekonomi," paparnya.