Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIVERSIFIKASI PRODUK: Krakatau Posco Bakal Produksi HRC & CRC

Krakatau Posco akan menambah lini produknya ke hilir dengan memproduksi hot rolled coil dan cold rolled coil agar produknya lebih mudah diserap oleh pasar
Ilustrasi./.Bisnis
Ilustrasi./.Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Krakatau Posco akan menambah lini produknya ke hilir dengan memproduksi hot rolled coil dan cold rolled coil agar produknya lebih mudah diserap oleh pasar.

Alat Transportasi, dan Elektronika I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan saat ini Krakatau Posco akan memproduksi produk hilir dengan memanfaatkan satu juta ton produk hulu yang diproduksinya.

“Sekarang Krakatau Posco bersama Krakatau Steel akan mulai masuk ke hilir untuk produksi hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil (CRC). Krakatau Posco sudah lapor ke Menteri Perindustrian bahwa pembicaraan dengan Krakatau Steel sudah saling setuju,” katanya di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (11/5/2016).

Saat ini kedua pihak tengah membicarakan teknis dari proses lanjutan produk hulunya menjadi baja gulungan. Sesuai dengan kesepakatan, nantinya produk hilir yang akan dikembangkan tersebut akan menjadi proyek bersama Krakatau Posco, meski saat ini Posco masih memegang saham sebesar 70% dari perusahaan pa tungan tersebut.

Hal tersebut dilakukan agar Krakatau Posco tidak lagi diperlakukan sebagai perusahaan modal asing (PMA) karena seperti yang disepakati pada perjanjian joint venture dengan Krakatau Steel, nantinya Krakatau Steel akan me megang mayoritas saham. Terkait besaran porsi saham antara kedua perusahaan masih perlu dibicarakan oleh Kementerian BUMN.

Saat ini Krakatau Posco memproduksi 3 juta ton baja yang terbagi menjadi plat sebanyak 1 juta ton dan 2 juta ton menjadi slab.

“Maka 2 juta ton itulah yang akan turun ke hilir. Biasanya, menurut saya separuhnya dulu atau 1 juta ton. Krakatau Posco belum bicara masalah investasinya, tapi nanti penambahan produk itu merupakan investasi bersama,” ujarnya.

HARGA ENERGI

Selain itu, Krakatau Posco juga meminta perlindungan terutama untuk pemberlakuan harga energi.

Dia mengatakan rencana tersebut harus segera direali sa sikan agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang optimal, mengingat produk hilir lebih mudah
diserap oleh industri yang membutuhkan, misalnya pro yek konstruksi yang tahun ini meningkat.

Dengan adanya variasi produk tersebut, Putu mengharapkan volume impor baja yang saat ini mencapai 6 juta ton-7 juta ton bisa ditekan.

Direktur Marketing Krakatau Steel Dadang Danusiri mengatakan saat ini kebutuhan HRC nasional mencapai 7,2 juta ton, sedangkan CRC mencapai 2,6 juta ton.

“Dari statistik tahun lalu, produksi dalam negeri untuk produk HRC mencapai 55% dan 45% berasal dari impor. Memang pasarnya besar jadi mungkin itu yang membuat Krakatau Posco merambah ke hilir,” katanya pada Bisnis.

Sebelumnya, Krakatau Steel sebagai penguasa pasar baja dalam negeri, mencatatkan kenaikan penjualan HRC sebesar 292.209 ton atau melonjak sebesar 53,2% pada kuartal I/2016.

Namun, harga jual masih rendah. Perusahaan mengalami penurunan harga jual sebesar 25,8% hingga 34,2%. Presiden Direktur Krakatau Steel Sukandar mengatakan hal itu disebabkan oleh harga ekspor baja HRC asal China sempat mengalami kenaikan.

“Hal tersebut yang mendorong kenaikan harga baja di domestik, namun kenaikan tersebut tidak berlangsung lama karena pasar baja kembali melemah,” katanya dalam siaran pers.

Menurut South East Asia Iron and Steel Institute, impor HRC di negara Asean mengalami kenaikan sebesar US$37 per ton atau menjadi US$479 per ton pada 22
April.

Sebelumnya, pemerintah akan mendorong produksi baja mencapai 10 juta ton pada 2025 dengan penggandaan kapasitas Krakatau Steel menjadi 4 juta ton dan produk hulu Krakatau Posco sebesar 3 juta ton yang juga akan dilipatgandakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bisnis Indonesia (12/5/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper