Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah menduga kelangkaan gula pasir yang menyebabkan kenaikan harga di beberapa wilayah lantaran dimanfaatkan oleh industri makanan dan minuman.
Kepala Disperindag Jateng Prijo Anggoro Budi Raharjo memaparkan kenaikan harga gula saat ini dikarenakan pasokan gula berkurang.
Pihaknya menganalisa bahwa kelangkaan itu disebabkan konsumsi berlebih oleh industri makanan dan minuman (mamin).
Semestinya, lanjut dia, kebutuhan gula untuk mamin menggunakan gula rafinasi dengan pemakaian sekitar 10 ton.
“Bisa saja, gula rafinasi makin langka, terus mamin menggunakan gula pasir. Imbasnya, di pasaran langka, pedagang naikin harga,” papar Prijo saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/5/2016).
Namun satu sisi, Prijo tidak menampik kenaikan harga saat ini karena belum memasuki musim giling tebu, sehingga wajar harga gula di pasaran melonjak.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan operasi pasar seusai berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk memastikan stok yang ada.
“Kami akan cek dari tingkat hulu ke hilir, mana saja lokasi yang mengalami kekurangan pasokan gula, pasti akan kami adakan operasi pasar,” terangnya.
Prijo juga akan memantau kenaikan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar. Apabila kenaikan harga di atas 10% secara terus menerus, lanjutnya, operasi pasar akan dijalankan secepatnya.
Dari pantauan, harga gula pasir curah di Kota Semarang juga naik menjadi Rp15.000/kg dari sebelumnya Rp12.000/kg. Menurut keterangan beberapa pedagang, kenaikan harga dikarenakan pasokan dipasaran menyusut.
“Naiknya mengikuti pasaran teman-teman pedagang, ada yang naik Rp2.000-Rp3.000/kg,” papar pedagang toko kelontong Rasyid di Semarang.
Berdasarkan informasi dari Pabrik Gula Rendeng Kudus, saat ini tidak memiliki stok gula pasir di gudang karena stok terakhir yang dimiliki pada awal April 2016 dengan harga lelang mencapai Rp11.600/kg.
Sementara harga jual gula pasir di pasaran saat itu sekitar Rp12.500/kg.
Berdasarkan hasil pendataan stok gula di pasaran, pada Maret 2016 stok gula pasir di pasaran mencapai 2.959 ton, sedangkan April 2016 turun menjadi 2.897 ton.
Harga gula akan turun ketika PG Rendeng mulai giling tebu yang direncanakan pada awal Juni 2016.
Kenaikan harga jual gula pasir seperti saat ini merupakan tren tahunan ketika belum memasuki musim giling harga jual gula pasir mengalami kenaikan.
Di sisi lain, beberapa komoditas pokok masyarakat juga mengalami kenaikan, seperti beras jenis IR premium dijual Rp9.500/kg, sedangkan akhir April 2016 hanya Rp9.000/kg.
Komoditas lainnya, yakni minyak goreng curah naik Rp2.000 menjadi Rp15.000/kg, daging ayam ras naik Rp2.000 menjadi Rp28.000/kg, bawang putih naik Rp1.000 menjadi Rp36.000/kg, dan daging ayam kampung naik Rp10.000/kg.
Kondisi berbeda terjadi pada komoditas telur ayam ras yang mengalami penurunan menjadi Rp19.000/kg dibanding sebelumnya Rp20.000/kg dan cabai rawit hijau juga turun menjadi Rp10.000/kg, sebelumnya Rp12.000/kg, serta cabai merah besar turun Rp10.000 menjadi Rp30.000/kg.
Komoditas yang harga jualnya stabil, yakni cabai merah keriting dan cabai rawit merah sama-sama dijual Rp20.000/kg serta bawang merah dijual Rp40.000/kg.