Bisnis.com, BANJARBARU - Akibat perbedaan indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang harus dibayar, petani mengalami penurunan nilai indeks tukar.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mencatat nilai tukar petani pada April 2016 mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding nilai tukar petani bulan Maret.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Diyan Pramono Effendi di Banjarbaru, Jumat (6/5/2016) mengatakan, penurunan nilai tukar petani disebabkan indeks harga yang diterima petani turun.
"Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,48%, sedangkan indeks harga yang dibayar relatif lebih kecil yakni 0,35%," ujarnya.
Disebutkan, nilai tukar petani Kalsel bulan April tercatat sebesar 97,54 atau turun 0,14% dibanding dengan nilai tukar petani pada bulan Maret yang tercatat 97,67%.
Dilihat dari subsektor, subsektor tanaman pangan turun 1,95%, subsektor holtikultura turun sebesar 0,10% dan sektor peternakan turun 0,21%.
Sementara, subsektor tanaman perkebunan rakyat justru mengalami kenaikkan NTP sebesar 3,46% dan subsektor perikanan mengalami kenaikkan 0,48%.
Kemudian, pada April 2016 terjadi deflasi di daerah pedesaan Kalsel sebesar 0,37% akibat turunnya indeks harga pada sub kelompok bahan makanan 0,19%.
Penurunan indeks harga akibat deflasi yang memicu kenaikkan harga juga terjadi pada subkelompok transportasi dan komunikasi yang turun sebesar 0,03%.
Selanjutnya, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalsel pada April 2016 sebesar 104,09 atau menurun sebesar 0,18% jika dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Secara nasional, Provinsi Riau mengalami kenaikkan NTP tertinggi 2,10%, sedangkan Sulawesi Selatan mengalami penurunan NTP tertinggi 1,29%.