Bisnis.com, PONTIANAK – Ekonomi Kalimantan Barat mengalami perlambatan sebesar 5,93% pada kuartal I/2016 dibandingkan dengan kuartal I/2015 (year on year) yang mencapai 6,33%.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Badan Pusat Statistik Kalbar Martalena mengatakan dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi disumbang dari lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 13,26%.
“Dari sektor lapangan usaha lainnya, adalah administrasi pemerintahan sebesar 9,4% dan jasa lainnya, yaitu jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan sosial sebesar 8,44%,” kata Martalena, Rabu (4/5/2016).
Dia mengatakan penyumbang pertumbuhan pada struktur PDRB Kalbar lainnya yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,22%, perdagangan besar dan eceran sebesar 1,13% dan industri pengolahan sebesar 0,67%.
Adapun, menurutnya, dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi kuartal I/2016 terhadap kuartal I/2015 disumbang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 5,78%, konsumsi pemerintah sebesar 4,44%, pengeluaran lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) sebesar 4,38% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,05%.
“Dari sisi pengeluaran tidak menunjukkan perubahan berarti, aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga,” ujarnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan kinerja perekonomian Kalbar sepanjang 2015 mengalami perlambatan.
Dwi mengatakan permintaan ekonomi dengan adanya perbaikan kinerja ekspor komoditas mineral alumina dan terjaganya konsumsi rumah tangga bakal membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh kendati masih lambat.
“Dari sisi penawaran, sumber pertumbuhan perekonomian Kalbar masih bersumber dari kinerja sektor perekonomian utama seperti industri pengolahan dan sektor konstruksi,” ujarnya.