Bisnis.com, SEMARANG - Sinergi sejumlah BUMN membuat roadmap integrasi pariwisata Jogja, Solo, Semarang, atau Joglosemar akan membagi delapan klaster guna mendongkrak kunjungan wisatawan di daerah tersebut.
Pengembangan destinasi wisata itu meliputi klaster Borobudur dan sekitarnya, Jogja dan sekitarnya, Solo dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya. Ditambah lagi dengan klaster Prambanan, klaster Sangiran, klaster Ambarawa dan klaster Dieng.
Koordinator Program Spirit Joglosemar Edi Setijono memaparkan roadmap itu akan dipaparkan pada akhir Mei tahun ini.
Dalam jangka pendek, ujarnya, pemerintah akan melakukan standardisasi destinasi yang merujuk pada destinasi internasional, misalnya tiket pariwisata, kebersihan toilet pariwisata hingga manajemen pariwisata agar siap menjadi destinasi kelas dunia.
Dia mengatakan pelaksanaan Spirit Joglosemar telah dimulai dengan peresmian Stasiun Maguwoharjo sebagai stasiun intermoda oleh Rini Soemarno.
Stasiun Maguwoharjo menjadi stasiun intermoda yang mempertemukan berbagai jenis moda transportasi, seperti kereta api, pesawat terbang, dan bus. Di stasiun ini, ada beberapa BUMN yang bersinergi, yakni PT KAI, PT Angkasa Pura I, Garuda Indonesia, dan Damri.
“Tujuan utamanya meningkatkan kinerja pariwisata di kawasan Joglosemar di Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Jadi target kunjungan wisatawan asing 2 juta pada 2019 sudah dimulai dari sekarang,” terangnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (2/5/2016).
Menurutnya, ada empat hal yang dipersiapkan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan yakni peningkatan destinasi pariwisata, fasilitas layanan ditingkatkan, aksesbibilitas dan infrastruktur pariwisata serta pemasaran.
Edi menerangkan seluruh destinasi wisata akan dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata Jateng dan DIY untuk melakukan promosi bersama, agar lebih efektif dan efisien. Selama ini, promosi dilakukan dilakukan secara terpisah, sehingga target kunjungan wisawatan kurang maksimal.
“Tahun depan, kami akan memulai menyusun kalender even bersama. Target kami untuk Jateng dan DIY, akan mengusung enam even internasional,” terangnya.
Di sisi lain, pihaknya akan membentuk desa wisata dengan tahap awal dipersiapkan di sekitar Candi Borobudur, yang terdiri dari 20 desa wisata tematik. Artinya, masing-masing desa memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh desa lain. Pembentukan desa wisata yang akan terintegrasi Program Spirit Joglosemar, lanjutnya, ditargetkan ada 100 desa wisata.
Secara bertahap, kata Edy, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asing di wilayah Joglosemar pada 2016 mencapai 700 an orang. Tahun berikutnya diharapkan bertambah diangka 900-an wisatawan asing.
“Dengan kesiapan infrastruktur pariwisata, pada 2018 ditargetkan kunjungan wisata bisa menembus 1,3 juta orang. Dan puncaknya, sesuai target pemerintah pusat kunjungan wisatawan asing bisa menembus angka 2 juta orang pada 2019,” terangnya.
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan promosi pariwisata di Jateng perlu digencarkan dengan melibatkan semua pihak yang bergerak di industri pariwisata. “Jateng masih butuh pencitraan, promosi pariwisata harus terus menerus,” kata Ganjar.
Menurutnya, promosi pariwisata di Jateng jangan hanya obyek tertentu. Namun juga semua obyek wisata yang ada, semisal wisata alam, kuliner, budaya, dan sebagainya.
Pihaknya menginginkan para pelaku pariwisata membuat even, paket wisata, dan kemudian bisa dipromosikan guna mengundang wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Kalau sudah dijual nanti kami akan bantu. Tugas saya nanti memberikan fasilitas yang diberikan oleh negara," katanya.
Ganjar menegaskan tahun ini pemprov akan fokus pada program pembangunan infrastruktur yang diarahkan ke penunjang pariwisata. Terutama di empat lokasi yang dijadikan destinasi, antara lain dataran tinggi Dieng, Candi Borobudur, kepulauan Karimunjawa, dan pusat situs purbakala Sangiran Sragen Jateng.