Bisnis.com, MANGGARAI BARAT – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki hadimoeljono mengunjungi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka melihat kesiapan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung pengembangan wisata.
“Tujuan saya ke Labuan Bajo ini ingin memastikan ketersediaan air bersih yang ada di sini, karena Labuan Bajo merupakan salah satu dari 10 destinasti wisata unggulan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo," katanya saat melihat langsung kondisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan kesiapan jalan jelang Tour de Flores, seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (1/5/2016)
Dalam kegiatan kunjungan kerja tersebut, Menteri Basuki didampingi Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, M Natsir dan Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Imam Santoso.
Saat ini Labuan Bajo mempunyai SPAM yang dikelola oleh PDAM Manggarai Barat dengan sumber air berasal dari tiga mata air yaitu mata air Wae Cumoe, Wae Baru dan Wae Cecer dengan kapasitas 39 liter/detik yang melayani 2.000 Sambungan Rumah (SR).
Di samping itu, telah dilakukan pengembangan jaringan distribusi melalui SPAM yang bersumber dari Bendung Waemese yang melayani 920 Sambungan Rumah (SR) dengan kapasitas 40 liter/detik dari dana APBN 2012-2013 sebesar Rp 43 miliar.
Di Kabupaten Manggarai Barat, pembangunan SPAM ini tidak hanya di Labuan Bajo saja, ada juga pembangunan SPAM di Desa Komodo dengan kapasitas 2 x 0,8 liter/detik dan dirancang dengan menggunakan tenaga matahari (solar cell) dan genset (bahan bakar minyak).
Saat ini SPAM Desa Komodo dikelola oleh organisasi masyarakat setempat dan telah melayani 50 unit sambungan langsung dari rencana 100 unit.
Sebelum mengunjungi SPAM, Menteri Basuki melihat kondisi pengaman Pantai Labuan Bajo yang dibangun Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungan Nusa Tenggara II Kementerian PUPR.
Menteri Basuki mengatakan bahwa tujuan pembangunan pengaman air untuk pengendalian dan penanggulangan daya rusak air serta mitigasi bencana alam di wilayah itu. Selain itu, pengaman pantai juga berfungsi menahan derasnya ombak yang masuk ke perkampungan warga sekitar pantai, terutama Desa Kampung Tengah dan Kampung Ujung.
Ia pun meminta pemerintah daerah dan masyarakat setempat bekerjasama untuk menjaganya agar infrastruktur pengaman pantai yang sudah ada tersebut tidak rusak dan kotor. "Diharapkan pemda dan masyarakat berperan aktif untuk menjaga infrastruktur yang sudah dibuat ini," katanya.
Kasubdit Perencanaan Wilayah Sungai Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Charisal Manu mengatakan pengaman pantai tersebut memiliki panjang satu kilometer terdiri dari 650 meter di Kampung Tengah dan 350 meter di Kampung Ujung.
Usai mengunjungi dua lokasi tersebut, Menteri Basuki melanjutkan meninjau Jalan Nasional Lintas Flores yang sempat tertutup longsor akibat curah hujan yang tinggi. Longsor tersebut terjadi di ruas jalan Labuan Bajo menuju Ruteng tepatnya di Desa Liang Dara Kabupaten Manggarai.
Jalan Nasional Lintas Flores ini rencananya menjadi bagian rute yang dilalui para peserta Tour de Flores 2016 yang akan menempuh jarak sejauh 661,5 kilometer dan terbagi dalam lima etape.
Etape tersebut antara lain, Larantuka–Maumere, Maumere–Ende, Ende–Bejawa, Bejawa–Ruteng, dan Ruteng–Labuan Bajo. Di tiap etape, para peserta Tour de Flores 2016 akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang luar biasa indah.
Menteri Basuki mengatakan memang terdapat tebing yang longsor dan mengakibatkan jalan tertutup karena curah hujan yang cukup tinggi serta ada beberapa titik terdapat lubang kecil. Untuk persiapan jangka pendek, Kementerian PUPR akan menyiapkan alat berat dan tangki air di titik yang rawan longsor.
"Kami upayakan H-7 jalan yang longsor serta lubang sudah bisa kita selesaikan. Saya juga sudah minta kepada Kepala Balai agar ditambah lagi para pekerjanya," tambahnya.
Basuki pun berharap Labuan Bajo bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Menurutnya Labuan Bajo ini merupakan gerbang masuk para wisatawan di wilayah timur Indonesia.
"Labuan Bajo yang ada di Pulau Flores ini, merupakan gerbang bagi wisatawan yang ingin meneruskan wisatanya ke Pulau Komodo atau Rinca, untuk melihat habitat asli komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia," katanya.
