Bisnis.com, JAKARTA - Progres penyerapan keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun Anggaran 2016 per 29 April 2016 pukul 08.00 WIB mencapai 12,68% dan progres fisiknya 13,46% dari total anggaran Rp 104,08 triliun.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Taufik Widjoyono menyatakan realisasi terbut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 di mana realisasi penyerapan anggaran sebesar 4,75% dan fisik 1,48%.
Taufik menyatakan nilai paket pekerjaan tahun jamak atau multiyear tahun ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, dan akan terus ditingkatkan pada tahun mendatang.
“Kontrak multiyears jadi lokomotif kita karena memiliki keuntungan, yakni tidak perlu dilakukan tender setiap tahun, selain itu bagi penyedia jasa akan punya keyakinan uang yang akan diterima selama 3 tahun sehingga bisa investasi alat berat dan juga memberi kepastian bagi pekerjanya” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (29/04)
Taufik menambahkan penyerapan anggaran pada Kementerian PUPR juga sangat dipengaruhi oleh penyerapan anggaran pada 4 Direktorat Jenderal (Ditjen) yakni Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya dan Penyediaan Perumahan yang mencapai sekitar Rp 100 triliun.
Dari total anggaran 2016 sebesar Rp 104,08 triliun, mayoritas merupakan paket pekerjaan kontraktual yakni sebesar Rp 81,28 triliun sedangkan sisanya paket pekerjaan swakelola.
Untuk paket pekerjaan kontraktual nilai paket multiyears sebesar Rp 26,84 triliun dan kontrak tahunan sebesar Rp 54,44 triliun dengan jumlah paket mencapai 11.961 paket.
Dalam kesempatan itu Taufik menyambut baik kunjungan perwakilan Deutsche Bank karena komunikasi dengan kalangan perbankan dan investor terkait progres pembangunan infrastruktur penting dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan investor melakukan investasi di Indonesia.
“Komunikasi dengan investor penting dilakukan karena kepercayaan investor akan datang bila mereka mendengar langsung dari investor sendiri dan kalangan fund manager” tutupnya.