Bisnis.com, JAKARTA—Sebanyak 41 lembaga pendidikan dan pelatihan bidang kelautan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan yang berdasarkan standar internasional bagi pelatihan dan pendidikan pelaut sesuai dengan konvensi International Maritime Organization.
Bambang Sutrisna, Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut, mengatakan sejak resmi menjadi anggota International Maritime Organization (IMO) pada tanggal 18 Januari 1961, Indonesia selalu berupaya aktif terlibat dalam semua kegiatan IMO termasuk dengan meratifikasi konvensi-konvensi IMO.
“Salah satu ratifikasi terpenting yang dilakukan oleh Indonesia adalah STCW for seafarers 1978 melalui Keputusan Presiden nomor 60 tahun 1986,” ujarnya, Kamis (28/4).
STCW (International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping) 1978 Amandemen 2010 telah diterima secara aklamasi oleh negara-negara yang telah mengikuti konferensi diplomatik di Manila, tepatnya pada tanggal 25 Juni 2010 dan disetujui untuk mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2012.
Dengan adanya standar pelaut ini, lanjutnya, maka pelaut Indonesia harus mengikuti persyaratan yang ditentukan STCW 1978 Amandemen Manila 2010.
“Sebagai Implementasi dari STCW 1978 Amandemen Manila 2010, Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi serta Dinas Jaga Pelaut,” paparnya.
Dengan demikian, dia menegaskan sertifikat pelaut Indonesia telah diakui secara internasional, karena lembaga pendidikan tempat para pelaut dididik sudah mendapatkan pengakuan dan memenuhi ketentuan internasional.
Menurutnya, secara berkala lembaga diklat diverivikasi oleh auditor dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia perhubungan sehingga masing-masing diklatnya sesuai dengan IMO Model Course yang dipersyaratkan.
STIP Jakarta, BP3IP Jakarta, PIP Semarang, PIP Makassar, Poltekpel Surabaya, BP2IP Barombong, Pertamina Maritime Training Center, Pusat Simulator Bahari Bina Sena, STIMART, Focus, Sinar Poseidon Gupita, SMKN 1 Mundu Cirebon, Sekolah Tinggi Perikanan, AMI API Makassar, BP2IP Tanggerang, Politeknik Maritim Negeri Indonesia, Biwi Maritim Training Center Bali, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung, BP2IP Sorong, BPPP Tegal.
Sementara itu, diklat lainnya a.l. SUPM Negeri Pariaman, Semaya Maritime Training Center, Bali Maritime Training Center, Benoa Maritime Indonesia, SPB Maritime Training Center, BP2IP Malahayati Aceh Besar, Makofano Training Center, Akademi Pelayaran Niaga Indonesia, SAR Maritime Training Center, SUPM Negeri Pontianak, BP2TD Palembang, Atlantik MTC Palopo, Reor Bharuna Utama Surabaya, EMarE Mairtime Training Center For Seafarers, Humpus Trilogi MTC, Balai pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi, AMI Veteran Makassar, SMK Jakarta Raya, dan AMI Medan.
41 Diklat Pelaut Diakui Berstandar Internasional
Sebanyak 41 lembaga pendidikan dan pelatihan bidang kelautan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan yang berdasarkan standar internasional bagi pelatihan dan pendidikan pelaut sesuai dengan konvensi International Maritime Organization.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu
Alasan JP Morgan Pilih Bank Jago (ARTO) saat Likuiditas Mengetat
47 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Ungkap Alasan Borong Saham Bank Danamon (BDMN)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu
AS Kenakan Tarif Bea Masuk Tinggi ke China, Apa Dampak ke RI?
30 menit yang lalu
PPN 12% untuk Barang Mewah, Pengusaha: Hampir Semua Kena
1 jam yang lalu